Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemberontak ELN Bantah Sepakati Gencatan Senjata dengan Kolombia

ilustrasi (Unsplash.com/Flavia Carpio)

Jakarta, IDN Times - National Liberation Army (ELN), gerilyawan yang dianggap pemberontak di Kolombia, menyangkal telah mencapai gencatan senjata seperti yang diumumkan pemerintah.

Pada Selasa (3/1/2023) melalui sebuah pernyataan, ELN mengatakan belum ada dialog yang membuat kesepakatan seperti  itu.

Pada malam Tahun Baru 2023, Presiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan  bahwa pemerintah telah mencapai gencatan senjata dengan lima kelompok bersenjata di negaranya. Dua di antaranya adalah kelompok pemberontak yang terkenal, yakni ELN dan FARC.

1. ELN hanya sepakati kesepakatan yang dirundingkan di atas meja

Gustavo Petro (Instagram.com/gustavopetrourrego)

ELN merupakan kelompok gerilyawan kiri di Kolombia. Kelompok tersebut telah ada sejak 1960-an dan masih menjadi ancaman paling signifikan bagi keamanan di Amerika Latin.

Pada Selasa, mereka mengeluarkan pernyataan untuk menanggapi pengumuman Presiden Petro yang menyebutkan bahwa telah terjadi gencatan senjata selama enam bulan kedepan.

"Delegasi Dialog ELN belum membahas proposal gencatan senjata bilateral dengan pemerintah Gustavo Petro. Oleh karena itu, tidak ada kesepakatan seperti itu," kata ELN dikutip Al Jazeera.

Lebih lanjut, ELN menjelaskan bahwa mereka hanya mematuhi dan menyepakati apa yang dibahas di meja perundingan. Keputusan sepihak dari pemerintah Kolombia tidak bisa diterima sebagai kesepakatan.

2. ELN sebelumnya telah melakukan gencatan senjata sepihak

Upaya pemerintah Kolombia untuk melakukan gencatan senjata dengan ELN telah dilakukan sejak bulan November tahun lalu. Negosiasi telah dilakukan di Venezuela. Tapi belum ada kata akhir yang disepakati tentang gencatan senjata.

Bulan lalu, dilansir France24, ELN mengumumkan gencatan senjata sepihak dari Malam Natal hingga 2 Januari. Pemerintah Presiden Petro kemudian mendesak kelompok lain untuk bergabung dengan gencatan senjata itu.

Negosiasi selanjutnya antara ELN dan pemerintah Kolombia direncanakan akan berlangsung di Meksiko. Meski begitu, belum ada tanggal yang ditetapkan untuk melakukan pertemuan.

Tim perunding pemerintah, Otty Patino, mengakui belum ada gencatan senjata yang ditandatangani. Menurut penjelasannya, itu masih hadir dalam bentuk proposal dan ELN juga menyimpulkan akan membahas proposal gencatan senjata tersebut secara bilateral.

3. ELN adalah kelompok bersenjata yang sulit untuk diajak berunding

Sebagai kelompok bersenjata yang berupaya menegakkan supremasi kekuasaan di jalur perdangan narkoba, ELN telah terbentuk sejak 1964.

Kelompok bersenjata kriminal lain juga bermunculan dan mereka saling bertikai, membuat Kolombia memiliki konflik internal yang menewaskan sekitar 450 ribu orang dan sekitar 8 juta orang mengungsi.

Namun, ELN adalah kelompok bersenjata yang sangat berbeda dibanding kelompok kriminal murni lainnya. Dilansir The Guardian, mereka adalah kelompok yang memiliki asal-usul ideogis, didirikan oleh para pendeta Katolik yang ingin membebaskan negara lewat gerakan Marxisme.

Penyangkalan dari ELN terbaru atas klaim Presiden Gustavo Petro juga merupakan bukti bahwa kelompok tersebut sulit untuk diajak negosiasi. Mereka memiliki sekitar 5 ribu pejuang, jaringan milisi di setiap kota besar, struktur kelompok yang longgar dan tidak terlalu hierarkis, sehingga sulit untuk diajak negosiasi.

Sergio Guzman, direktur Colombia Risk Analysis, menjelaskan bahwa pernyataan sepihak dari Presiden Petro dan upaya menyatakan perdamaian total di Kolombia masih terlalu dini. Dia mengatakan akan sangat menantang untuk berurusan dengan orang-orang ELN.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us