Pembunuh CEO UnitedHealthcare Disebut Ingin Sebarkan Teror

Jakarta, IDN Times - Seorang jaksa di New York, pada Selasa (17/12/2024), mengatakan bahwa Luigi Mangione berupaya menebarkan teror dengan membunuh CEO UnitedHealthcare, Brian Thompson, awal bulan ini.
"Ini adalah pembunuhan yang menakutkan, terencana, dan ditargetkan yang dimaksudkan untuk menimbulkan kejutan, perhatian, dan intimidasi. Tujuannya adalah menebar teror," kata Jaksa Wilayah Manhattan, Alvin Bragg.
Dewan juri disebut telah mendakwa Mangione atas 11 tuduhan, termasuk pembunuhan tingkat pertama dan pembunuhan sebagai kejahatan terorisme. Jika terbukti bersalah, ia akan menghadapi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
1. Mangione jalani sidang ekstradisi pada Kamis
Mangione menembak Thompson hingga tewas di depan sebuah hotel di Manhattan pada 4 Desember. Setelah 5 hari perburuan, ia akhirnya ditangkap di sebuah restoran McDonald's di kota Altoona, Pennsylvania. Ia saat ini ditahan di negara bagian tersebut atas tuduhan terkait kepemilikan senjata.
Bragg mengatakan bahwa Mangione akan menjalani dua sidang pengadilan, termasuk sidang ekstradisi, pada Kamis (19/12/2024). Jika diekstradisi, pria berusia 26 tahun itu kemungkinan akan ditahan di Riker's Island atau penjara lainnya di New York.
Namun, Bragg menilai bahwa bahwa tersangka kemungkinan tidak akan menentang proses ekstradisi tersebut.
"Kami memiliki indikasi bahwa terdakwa mungkin akan mengesampingkan sidang tersebut," ujarnya.
2. Polisi kecam sikap masyarakat yang mendukung pembunuhan
Pembunuhan Thompson telah mengekspos kemarahan publik terhadap industri kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, UnitedHealthcare dan perusahaan asuransi kesehatan lainnya telah menjadi sasaran kritik dari dokter, pasien, dan pembuat undang-undang karena kerap menolak klaim atau mempersulit akses ke perawatan medis.
Kata-kata "deny" (menyangkal), "defend" (membela) dan "depose" (menggulingkan) tertulis pada peluru yang ditemukan di lokasi penembakan Thompson. Pesan ini mirip dengan frasa "delay" (menunda), "deny" (menyangkal) dan "defend" (membela) yang biasa digunakan oleh pengacara atau kritikus industri asuransi untuk menggambarkan taktik perusahaan asuransi dalam menghindari pembayaran klaim.
Mangione mendapat dukungan dari sejumlah kalangan atas kasus ini. Bahkan, lebih dari seribu donasi telah dikucurkan melalui penggalangan dana online untuk membiayai pembelaan hukumnya.
Komisaris Polisi New York, Jessica Tisch, mengatakan bahwa upaya untuk membenarkan tindakan yang diduga dilakukan oleh Mangione adalah hal yang keji.
“Tidak ada kepahlawanan dalam apa yang dilakukan Mangione. Kami tidak merayakan pembunuhan dan kami tidak mengagungkan pembunuhan terhadap siapa pun," ujarnya, dikutip dari Reuters.
3. UnitedHealth Group sebut Mangione bukan klien mereka
Berdasarkan surat dakwaan, Mangione dituduh membunuh Thompson dengan niat untuk memengaruhi kebijakan suatu unit pemerintah melalui intimidasi atau pemaksaan.
Lulusan salah satu universitas Ivy League ini diketahui menderita sakit punggung kronis yang memengaruhi kehidupannya sehari-harinya. Namun, tidak jelas apakah kondisi kesehatannya berperan dalam penembakan tersebut. Pekan lalu, UnitedHealth Group mengatakan bahwa Mangione tidak pernah terdaftar sebagai klien mereka.
Sebagai salah satu perusahaan asuransi kesehatan terbesar di AS, UnitedHealthcare memberikan perlindungan bagi lebih dari 49 juta warga Amerika dan menghasilkan lebih dari 281 miliar dolar AS (sekitar Rp4,4 kuadriliun) tahun lalu. Thompson sendiri telah bekerja di perusahaan tersebut sejak 2004 dan kemudian menjabat sebagai CEO mulai April 2021.