Pencari Suaka di Inggris Tewas di Kapal Penampungan

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Inggris, James Cleverly, mengatakan seorang pencari suaka tewas di Bibby Stockholm, kapal yang digunakan sebagai tempat penampungan. Kapal tersebut berada di Portland, Dorset, di bagian selatan Inggris.
Petugas Dorset dipanggil pada Selasa (12/12/2023) setelah pukul 06.20 waktu setempat untuk melakukan penyelidikan. Korban diduga melakukan bunuh diri.
Kantor Perdana Menteri (PM) terus memberi dukungan kepada mereka yang berada di dalam kapal.
1. Kapal penampungan kontroversial

Bibby Stockholm merupakan kapal tongkang yang di atasnya dibangun apartemen tiga lantai. Kapal itu menjadi tempat penampungan orang-orang yang menunggu hasil permohonan suaka.
Dilansir Al Jazeera, kapal memiliki kapasitas hingga 500 orang. Sejak awal digunakan, kapal telah menjadi kontroversi.
Awal tahun ini, orang-orang di kapal tersebut sempat dievakuasi karena ditemukan bakteri Legionella dalam pasokan airnya. Bakteri dapat menyebabkan penyakit serius.
"Pada tahap ini, saya merasa tidak nyaman untuk menjelaskan lebih detail, tapi tentu saja kami akan menyelidikinya sepenuhnya," kata Cleverly kepada parlemen.
2. Pejabat membela keberadaan kapal penampungan
Bibby Stockholm digunakan sebagai bagian dari rencana Inggris mengurangi biaya akomodasi suaka. Dilansir BBC, para aktivis menyebut kapal itu kejam dan tidak manusiawi. Banyak dari mereka minta penggunaan Bibby Stockholm sebagai akomodasi migran dihentikan.
Kantor Perdana Menteri mengatakan para migran di kapal telah menjalani pemeriksaan medis.
"Telah ada dan terus tersedia dukungan bagi mereka yang berada di Bibby, sebagaimana dukungan tersebut memang tersedia (bagi mereka) dalam bentuk akomodasi lain," katanya.
"Meskipun saya tidak pernah setuju, atau menerima penerapan tongkang di South Dorset, saya yakin itu setidaknya merupakan tempat yang layak dan aman bagi beberapa dari mereka yang diperdagangkan secara kejam di Selat Inggris," kata Richard Drax, anggota parlemen Konservatif untuk South Dorset.
3. Dewan Pengungsi serukan peninjauan independen

Belum ada rincian informasi mengenai nama dan usia korban. Kelompok hak asasi migran menyebut kapal penampungan seperti penjara. Mereka mengibaratkan kapal untuk mengisolasi dan menghukum migran yang mungkin melarikan diri.
Dilansir Associated Press, Dewan Pengungsi menyerukan peninjauan independen atas kematian pencari suaka tersebut.
"Tidak seorang pun yang datang ke negara kita untuk mencari suaka harus dibiarkan tanpa dukungan yang mereka perlukan, namun sistem ini memiliki lebih banyak permusuhan daripada belas kasih yang tertanam di dalamnya," kata Enver Solomon, Direktur Eksekutif Dewan Pengungsi.