Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyakitnya Dianggap Kutukan Dewa, Keluarga di India Enggan Operasi

dailymail.co.uk
dailymail.co.uk

Beberapa orang terlahir dengan membawa kelainan fisik yang diturunkan secara genetik. Kelainan fisik genetik ini ada yang bisa disembuhkan dengan operasi atau metode pengobatan lain. Namun ada juga yang tidak bisa dilakukan tindakan medis apapun. Kelainan fisik bersifat genetik yang masih bisa disembuhkan dengan jalan operasi adalah sindaktili.

Dikutip dari ayahbunda.co.id, sindaktili merupakan kelainan jari berupa pelekatan dua jari atau lebih sehingga telapak tangan menjadi berbentuk seperti kaki bebek atau angsa (webbed fingers). Dalam keadaan normal, ada sejumlah gen yang membawa “perintah” kepada deretan sel di antara dua jari untuk mati. Sehingga kedua jari tersebut menjadi terpisah sempurna.

Pada kelainan ini, gen tersebut mengalami gangguan. Akibatnya, jari-jari tetap menyatu dan tidak terpisah menjadi lima jari.

Satu keluarga berjumlah 140 orang ini semuanya menderita sindaktili

dailymail.co.uk
dailymail.co.uk

Sebuah keluarga di India Selatan yang menamakan dirinya klan Kannathu, kesemua anggotanya yang berjumlah 140 orang menderita sindaktili. Dikutip dari dailymail.co.uk, kelainan ini awalnya terjadi 90 tahun lalu dan terus berlanjut hingga generasi termudanya saat ini. Setiap kelahiran dari pasangan keturunan Kannathu, pasti menderita sindaktili.

Perempuan tertua di klan Kannathu bernama Surusu Kannathu menceritakan asal usul penyakit ini. 90 tahun lalu, seorang anggota klan Kannathu ada yang menebang pohon keramat di tengah semak belukar tak jauh dari desa tempat mereka tinggal.

Tak lama sejak penebangan itu, seorang bayi di klan Kannathu lahir dengan jari telunjuk dan jari tengah yang bergabung di kedua tangan. Maka seluruh anggota klan Kannathu mempercayai penyakit itu adalah kutukan dari dewa.

Satu dari mereka justru alami ketulian pasca jalani operasi

dailymail.co.uk
dailymail.co.uk

Satu dari anggota klan Kannathu pernah menjalani operasi pemisahan jari dengan bantuan biaya dari pemerintah. Namun pasca operasi dilakukan, orang itu justru kehilangan fungsi pendengaran. Sejak saat itu, semua anggota klan Kannathu menolak tawaran operasi, sekalipun pemerintah berjanji akan menanggung biayanya.

Klan Kannathu justru menganggap operasi sebagai tindakan yang tidak menghormati ketentuan dewa. Mereka takut ketiban sial jika melakukan operasi, seperti yang menimpa anggotanya.

Desa tempat mereka tinggal menjadi ramai didatangi turis

dailymail.co.uk
dailymail.co.uk

Sejak kabar kelainan yang diderita seluruh anggota klan Kannathu tersebar luas di media, banyak turis asing yang sengaja datang ke kawasan Alapuzzha, India Selatan ini. Mereka hanya ingin melihat kondisinya secara langsung.

Orang-orang Kannathu pun tidak ada yang merasa malu atau dilecehkan. Mereka justru sepakat bangga menunjukkan kelainannya pada setiap turis yang datang.

Meski morfologi tangannya tidak normal, orang-orang Kannathu tetap bisa beraktivitas seperti biasa

dailymail.co.uk
dailymail.co.uk
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Dian Septi Arthasalina
EditorDian Septi Arthasalina
Follow Us