Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyidik Temukan 6 Dokumen Rahasia Lagi di Rumah Presiden AS  

Ilustrasi tempat penyimpanan dokumen. (Sumber: pixabay.com/Pexels)

Jakarta, IDN Times - Penyelidik Departemen Kehakiman AS telah menemukan enam dokumen rahasia lainnya selama penggeledahan yang berlangsung 13 jam di rumah Presiden AS, Joe Biden, di Delaware, AS, pada Sabtu (21/1/2023) waktu setempat.

Kabar penemuan dokumen-dokumen rahasia milik Biden pertama kali terjadi pada 9 Januari lalu.

1. Saat penggeledahan, Biden bersama istrinya tidak berada di tempat

Dilansir dari BBC, beberapa dokumen yang telah disita di tempat tinggal Wilmington pada Jumat (20/1/2023) lalu, berasal dari masanya sebagai senator dan lainnya dari masa jabatannya sebagai Wakil Presiden AS di bawah Presiden AS saat itu, Barack Obama.

Pengacara Biden, Bob Bauer, mengatakan "catatan tulisan tangan pribadi" dan "materi di sekitarnya" juga diambil. Saat penggeledahan berlangsung, Biden dan istrinya tidak berada di tempat.

Sebelumnya, Presiden AS menawarkan akses ke rumahnya untuk memungkinkan pihak Departemen Kehakiman AS melakukan proses penggeledahan di seluruh tempat untuk mencari catatan Wakil Presiden yang potensial dan materi rahasia yang potensial.

Awal Januari 2023 lalu, pengacara Biden mengatakan kumpulan dokumen rahasia pertama ditemukan pada 2 November 2022. Dokumen itu ditemukan di Penn Biden Center, sebuah lembaga think-tank yang didirikan Presiden AS di Washington, DC.

Pengacara Biden menambahkan kumpulan catatan kedua ditemukan pada 20 Desember 2022 lalu di garasi di rumah Biden di Wilmington. Sementara dokumen lain ditemukan di ruang penyimpanan di rumah itu pada 12 Januari lalu.

Setelah menemukan dokumen tersebut, Presiden mengatakan timnya segera menyerahkannya ke Arsip Nasional dan Departemen Kehakiman. Belum diketahui alasan Biden menyimpan dokumen-dokumen tersebut.

2. Jaksa Agung AS tunjuk penasihat khusus dalam penyelidikan keberadaan dokumen rahasia

Jaksa Agung AS, Merrick Gerland, menunjuk penasihat khusus pada Kamis, 12 Januari lalu. Penasihat itu akan bertugas menyelidiki keberadaan dokumen dengan tanda rahasia yang ditemukan di rumah Biden di Wilmington dan di sebuah kantor di Washington.

Pengumumkan tersebut menyusul adanya pengakuan Biden bahwa sebuah dokumen dengan tanda rahasianya dari masanya sebagai Wakil Presiden ditemukan di perpustakaan pribadinya, bersama dengan dokumen lain yang ditemukan di garasinya.

Mantan pengacara AS yang ditunjuk di Maryland oleh Donald Trump (Presiden AS saat itu), Robert Hur, akan memimpin penyelidikan. Dia mengambil alih posisi itu dari jaksa penuntut Departemen Kehakiman di Chicago, John Lausch, yang sebelumnya ditugaskan oleh departemen tersebut untuk menyelidiki masalah itu.

"Penunjukan ini menggarisbawahi komitmen publik departemen untuk independensi dan akuntabilitas dalam hal-hal yang sangat sensitif serta untuk membuat keputusan yang hanya dipandu oleh fakta dan hukum," ungkap pernyataan Garland yang dikutip dari CBC.

Meskipun situasinya berbeda secara faktual dan hukum, penemuan dokumen rahasia di dua lokasi terpisah yang terkait dengan Biden hampir pasti akan mempersulit penuntutan apa pun yang mungkin diajukan pihak departemen terkait tersebut terhadap Trump.

3. Penemuan dokumen tersebut pertama kali terjadi ketika Trump menghadapi penyelidikan ataspenanganan dokumen rahasia

Penemuan dokumen tersebut terjadi saat penasihat khusus, Jack Smith, sedang menyelidiki Trump karena berpotensi salah menangani dokumen rahasia di resor Mar-a-Lago miliknya yang berada di Florida, AS.

Penyelidik federal telah menemukan setidaknya 325 dokumen rahasia dari Trump sebagai bagian dari penyelidikan mereka. Partai Republik sudah mengajukan pertanyaan mengenai Biden.

"Presiden Biden sangat kritis terhadap Presiden Trump yang secara keliru membawa dokumen rahasia ke kediaman atau di mana pun dan sekarang tampaknya dia mungkin melakukan hal yang sama," ungkap pernyataan yang disampaikan oleh anggota parlemen AS dari Partai Republik, James Corner, yang dikutip dari CNN.

Ketua DPR AS, Kevin McCarthy, tidak mengatakan apakah dia yakin Kongres GOP yang baru harus menyelidiki Biden. Namun, dia mengatakan reaksi terhadap Trump yang memegang dokumen rahasia didorong oleh politik.

Trump dan pengacaranya pada saat itu menolak menyerahkan dokumen tersebut sampai pihak FBI menggerebek rumah liburannya di Florida pada Agustus 2022 lalu. Trump juga telah menuduh bahwa Biden telah diperlakukan lebih baik oleh FBI.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us