Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertama Kali dalam 60 Tahun Terakhir, Populasi di China Menurun!

bendera China (pixabay.com/PPPSDavid)

Jakarta, IDN Times -  China dikabarkan mengalami penurunan populasi pertamanya dalam enam dekade terakhir pada 2022. Tingkat kelahiran nasional turun ke rekor terendah pada tahun lalu.

Krisis demografis yang semakin dalam berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi China yang sudah melambat. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah menerapkan kebijakan pronatalis. 

1. Populasi di China anjlok sebanyak 850 ribu orang pada 2022

bendera China (pixabay.com/SW1994)

Populasi keseluruhan di China anjlok sebanyak 850 ribu orang, menjadi 1,41 miliar orang pada 2022 menurut Biro Statistik Nasional (NBS) China.

Perempuan di China memiliki 9,56 juta bayi pada 2022, angka yang lebih rendah 9,98 persen jika dibandingkan pada 2021.

Tingkat kelahiran nasional di China turun ke rekor terendah pada angka 6,77 kelahiran untuk setiap seribu orang pada 2022. Angka ini merupakan tingkat terendah sejak pencatatan dimulai pada 1949.

Tingkat kematian nasional China sebesar 7,37 per seribu orang tahun lalu. Situasi demografi ini membuat perekonomian China diancam perlambatan.

2. Tren penurunan populasi di China diyakini masih akan berlangsung

Presiden China Xi Jinping (twitter.com/ChinaAmbUN)

Tren penurunan populasi di China diyakini masih akan berlangsung dalam beberapa tahun mendatang. 

“Populasi China menurun pertama kali sejak 1961. Populasi kemungkinan akan cenderung turun dari sini di tahun-tahun mendatang. Ini sangat penting, dengan implikasi terhadap potensi pertumbuhan dan permintaan domestik," kata Zhang Zhiwei, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, dilansir South China Morning Post

Biaya mengasuh anak yang tinggi, pergeseran ideologi generasi baru tentang keluarga dan pernikahan, serta pertumbuhan ekonomi yang melambat diyakini menjadi faktor penurunan populasi di China. 

“Dalam jangka panjang, kita akan melihat China yang belum pernah dilihat dunia,” kata Wang Feng, profesor sosiologi di University of California, dilansir The New York Times. 

3. China sudah menerapkan berbagai kebijakan untuk dorong pertumbuhan populasi

Pertumbuhan populasi sebenarnya telah melambat sejak 2016. Padahal, China telah memutuskan untuk membalikkan tren dan mendorong kelahiran dengan langkah-langkah dukungan kebijakan pronatalis, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Pada 2021, China melonggarkan pembatasan kelahiran untuk mengizinkan pasangan memiliki tiga anak, memberikan mereka hak untuk mengasuh anak dan tunjangan lainnya. Pemerintah China juga tak memberlakukan hukuman bagi mereka yang memiliki banyak anak.

Pemerintah daerah di China juga meluncurkan berbagai langkah untuk meningkatkan angka kelahiran, termasuk membagikan bantuan uang tunai, menawarkan diskon perumahan dan pendidikan, memberikan lebih banyak hari libur untuk orang tua, tunjangan jaminan sosial yang lebih baik, dan tunjangan lainnya. Walau begitu, kebijakan ini dirasa kurang efektif dalam mendorong pertumbuhan populasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us