Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Haiti Dilarikan ke Rumah Sakit Seminggu Setelah Dilantik

Perdana Menteri Haiti, Garry Conille. (twitter.com/@PrimatureHT)
Perdana Menteri Haiti, Garry Conille. (twitter.com/@PrimatureHT)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Haiti yang baru dilantik, Garry Conille, dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu (8/6/2024) malam waktu setempat. Peristiwa ini terjadi hanya seminggu setelah Conille tiba di Haiti untuk memulai tugasnya sebagai PM.

Juru bicara kantor PM menyatakan Conille mengalami sedikit gangguan kesehatan usai menjalani serangkaian aktivitas padat selama sepekan terakhir. Namun kondisinya saat ini disebut sudah stabil.

1. Diduga alami gangguan pernapasan ringan

Seorang sumber anonim yang dekat dengan PM Conille mengungkapkan bahwa Cornille mengalami gangguan pernapasan. Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa dia menderita asma dan terkadang menggunakan alat bantu pernapasan.

Sejauh ini, kantor PM belum merinci penyebab pasti Conille harus mendapatkan perawatan medis. Mereka hanya menyebutnya sebagai penyakit ringan, dilansir dari Associated Press. 

Sejumlah pejabat tinggi Haiti terlihat memasuki rumah sakit tempat sang PM dirawat. Beberapa di antaranya adalah Direktur Kepolisian Nasional Haiti Frantz Elbé dan perwakilan UNICEF untuk Haiti Bruno Maes.

Tampak pula beberapa mobil ambulans dan aparat kepolisian berjaga di sekitar rumah sakit yang terletak di pinggiran ibu kota Port-au-Prince.

2. Tugas berat Conille pulihkan stabilitas dan keamanan Haiti

Conille baru saja terpilih sebagai Perdana Menteri Haiti melalui proses seleksi yang cukup alot pada 28 Mei 2024. Dia dilantik hanya seminggu sebelum akhirnya harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Sebagai pemimpin baru Haiti, Conille langsung dihadapkan pada sejumlah persoalan pelik di negara Karibia itu. Tugas terberatnya adalah mengatasi maraknya aksi kekerasan yang dilakukan geng-geng kriminal.

Pemerintah Haiti juga tengah mempersiapkan kedatangan pasukan polisi dari Kenya di bawah dukungan PBB. Tujuannya untuk membantu memulihkan situasi keamanan di Haiti. Namun, pengiriman pasukan ini sempat tertunda akibat kekosongan posisi PM menyusul pengunduran diri Ariel Henry pada 25 April lalu.

3. Krisis kepemimpinan dan keamanan di Haiti

Kondisi politik di Haiti tidak stabil dalam beberapa tahun terakhir. Pada Juli 2021, Presiden Jovenel Moise dibunuh oleh sekelompok bersenjata. Insiden ini membuat Haiti hingga kini belum memiliki presiden.

Sementara, Ariel Henry yang sebelumnya memimpin sebagai PM memutuskan mengundurkan diri pada Maret lalu. Dia mundur setelah gagal memasuki kembali wilayah Haiti menyusul kunjungannya ke luar negeri untuk mencari dukungan keamanan dari Kenya. 

Untuk mengisi kekosongan kepemimpinan, Dewan Transisi Haiti lalu menunjuk Garry Conille sebagai PM sementara pada 29 Mei lalu. Dewan ini dibentuk pasca pembunuhan Presiden Moise dengan tugas utama mempersiapkan pemilihan umum guna memilih pemimpin definitif.

Conille diberi mandat untuk memulihkan stabilitas di Haiti dan merebut kendali dari para geng kriminal yang menguasai banyak wilayah. Melansir dari Deutsche Welle, Haiti akan menggelar pemilu sebelum 7 Februari 2026, sesuai batas waktu yang diatur dalam konstitusi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us