Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Rumania akan Boikot Upacara Penutupan Olimpiade Paris 2024 

Perdana Menteri Rumania, Marcel Ciolacu. (x.com/@CiolacuMarcel)
Intinya sih...
  • PM Rumania memboikot penutupan Olimpiade Paris 2024 sebagai protes insiden kontroversial di final senam lantai putri.
  • Skor banding AS menggeser atlet Rumania ke posisi keempat, mencabut medali perunggu dan menimbulkan protes dari pemerintah dan legenda senam Romania.
  • Ciolacu menjanjikan hadiah sebesar 60.000 euro untuk kedua atlet, tetapi insiden ini telah membuat atlet lain memutuskan berhenti dari senam.

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Rumania, Marcel Ciolacu, mengumumkan keputusannya untuk memboikot upacara penutupan Olimpiade Paris 2024. Langkah ini diambil sebagai bentuk protes terhadap insiden kontroversial yang terjadi pada final senam lantai putri, Senin (5/8/2024).

Ana Barbosu, atlet senam Rumania, sempat merayakan keberhasilannya meraih medali perunggu. Namun, kegembiraan itu berubah menjadi kekecewaan ketika tim Amerika Serikat (AS) mengajukan banding atas skor Jordan Chiles.

Hasilnya, skor Chiles naik 0,1 poin, cukup untuk menggeser Barbosu ke posisi keempat dan merampas medali perunggu dari tangannya.

"Saya memutuskan untuk tidak menghadiri upacara penutupan Olimpiade Paris, menyusul situasi skandal dalam senam, di mana atlet kami diperlakukan dengan cara yang sangat tidak terhormat," tulis Ciolacu dalam unggahan di Facebook, Selasa (6/8/2024).

1. Rumania protes atletnya batal dapat medali perunggu

Ciolacu menyebut situasi ini sebagai "ketidakadilan yang mencolok" dan "skandal". Ia mengecam keras keputusan untuk mencabut medali yang telah diraih melalui kerja keras yang jujur hanya berdasarkan sebuah banding.

Menanggapi insiden tersebut, Rumania berencana mengajukan dua keluhan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Komite Olimpiade Romania juga telah mengirimkan surat protes resmi kepada Federasi Senam Internasional (FIG).

Melansir dari The Guardian, dalam surat tersebut, pihak Romania meminta peninjauan ulang terhadap keputusan banding dan skor Sabrina Voinea. Ia merupakan atlet Rumania lainnya yang juga tergeser ke posisi kelima akibat perubahan skor Chiles. Kritik juga datang dari legenda senam Romania, Nadia Comaneci.

"Saya tidak percaya kita mempermainkan kesehatan mental dan emosi atlet seperti ini," kritik Comaneci.

2. PM Rumania janji tetap akan beri hadiah pada atlet terdampak

Insiden ini berdampak besar bagi para atlet Rumania. Barbosu terlihat menjatuhkan bendera Romania yang dipegangnya dan berjalan keluar arena dengan berlinang air mata setelah melihat perubahan skor di papan nilai.

Meski demikian, PM Ciolacu berjanji akan tetap menghormati Barbosu dan Voinea sebagai peraih medali Olimpiade.

"Kalian memiliki seluruh bangsa di belakang kalian, yang menganggap kerja keras dan air mata kalian lebih berharga dari medali apa pun, tidak peduli dari logam mulia apa pun," ujarnya.

Dilansir dari Inside the Games, Ciolacu bahkan menjanjikan hadiah sebesar 60.000 euro (sekitar Rp1 miliar) untuk kedua atlet. Angka ini setara dengan hadiah yang biasanya diberikan pemerintah Romania untuk peraih medali perunggu Olimpiade.

Namun, tampaknya insiden ini telah meninggalkan luka yang dalam. Camelia, ibu sekaligus pelatih Sabrina Voinea, mengumumkan melalui Facebook bahwa putrinya telah memutuskan untuk berhenti dari olahraga senam.

3. Rumania kritik cara penilaian skor

Kontroversi ini terjadi di saat yang kurang tepat bagi senam Rumania. Negara yang dulunya merupakan kekuatan besar dalam senam artistik ini baru saja kembali ke Olimpiade setelah absen selama 12 tahun. Tim senam Rumania finis di posisi ketujuh dalam kompetisi beregu.

Meskipun banding dan perubahan skor adalah bagian standar dari kompetisi senam, insiden ini telah menimbulkan pertanyaan tentang sistem penilaian dan dampaknya terhadap atlet. Ciolacu menyatakan bahwa ada sesuatu yang salah dalam sistem pengorganisasian kompetisi.

Surat protes yang dikirim oleh Komite Olimpiade Romania ke FIG menekankan dampak keputusan tersebut terhadap kesehatan mental atlet.

"Cara penilaian skor yang diberikan dan penolakan untuk menyajikan secara penuh alasan atau bukti penolakan banding membawa kerugian serius bagi citra senam internasional. Hal ini juga berdampak pada atlet, bahkan membahayakan kesehatan mentalnya," tulis surat tersebut, dikutip dari Daily Mail.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us