Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Baru Lai Ching-te Minta China Berhenti Ancam Taiwan

potret Lai Ching-te.(twitter.com/賴清德Lai Ching-te)
Intinya sih...
  • Presiden Taiwan, Lai Ching-te, meminta China menghentikan ancaman politik terhadap Taiwan dan menghormati pilihan rakyatnya.
  • Lai memperingatkan warga Taiwan untuk membela negara dan mencatat sejarah kelam Taiwan di bawah pemerintahan otoriter serta pemilihan presiden langsung pertama.
  • Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengucapkan selamat kepada Lai. Sementara, Lai menekankan bahwa Republik Tiongkok dan Republik Rakyat China tidak saling tunduk.

Jakarta, IDN Times - Presiden Taiwan yang baru saja dilantik, Lai Ching-te meminta China untuk menghentikan ancaman dan politiknya terhadap Taiwan. Saat berpidato dalam pelantikannya pada Senin (20/5/2024), Lai mengatakan bahwa perdamaian adalah satu-satunya pilihan dan Beijing harus menghormati pilihan rakyat Taiwan.

"Saya juga ingin mendesak China untuk berhenti mengintimidasi Taiwan secara politik dan militer, dan mengambil tanggung jawab global bersama Taiwan untuk bekerja keras menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di kawasan, untuk memastikan dunia tanpa rasa takut terhadap Taiwan,” kata Lai.

“Kami juga ingin menyatakan hal ini kepada dunia: Taiwan tidak memberikan konsesi terhadap demokrasi dan kebebasan. Perdamaian adalah satu-satunya pilihan dan kemakmuran adalah tujuan kami untuk perdamaian dan stabilitas jangka panjang,” katanya, dikutip Reuters.

Akan tetapi, China menanggapi pidato Lai dengan mengatakan bahwa Lai telah mengirimkan sinyal berbahaya dan dapat merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

1. Lai puji proses demokrasi Taiwan

Dilansir The Guardian, dalam pidatonya, Lai memperingatkan warga Taiwan untuk menunujukkan tekad mereka dalam membela negara. Dia juga memuji proses demokrasi Taiwan dengan menggunakan kata "China" untuk hal demokrasi sebanyak 31 kali dalam pidatonya.

“Selama China menolak untuk meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan, kita semua di Taiwan harus memahami, bahwa meskipun kita menerima keseluruhan posisi China dan menyerahkan kedaulatan kita, ambisi China untuk mencaplok Taiwan tidak akan hilang begitu saja," kata Lai.

Lai juga mencatat sejarah kelam Taiwan di bawah pemerintahan otoriter sejak 1949 hingga akhir 1980an serta pada pemilihan presiden langsung pertama pada 1996. Pemilihan langsung tersebut telah menyampaikan pesan kepada dunia bahwa Republik Taiwan adalah negara yang berdaulat dan mandiri, di mana kedaulatan berada di tangan rakyat.

2. Blinken berharap dapat bekerja sama dengan Lai

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengucapkan selamat kepada Lai atas terlantiknya menjadi presiden Taiwan. Blinken mengatakan bahwa dirinya berharap dapat bekerja sama dengannya dan seluruh jajaran politik di Taiwan.

Taiwan telah menjadi masalah rumit bagi hubungan AS dan China. Washington menyatakan tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, namun menyerukan agar perbedaan antar selat diselesaikan secara damai.

Sementara, dalam pidatonya, Lai mengatakan, Konstitusi Taiwan telah memperjelas bahwa Republik Tiongkok dan Republik Rakyat China tidak saling tunduk.

“Semua partai politik kita harus menentang aneksasi dan melindungi kedaulatan, dan tidak seorang pun boleh menerima gagasan untuk menyerahkan kedaulatan nasional kita demi imbalan kekuasaan politik,” kata Lai, dikutip CNBC.

3. Sempat terjadi peningkatan jet tempur China di perbatasan Taiwan

Pada minggu sebelum pelantikan, terjadi peningkatan jumlah jet tempur dan drone China di sekitar perbatasan Taiwan. Sementara, hampir setiap hari pesawat tempur dan kapal laut Beijing hadir di sekitar pulau tersebut.

Saat Lai mengatakan ingin melihat dimulainya kembali pariwisata timbal balik dengan China, ia mendapat sorakan dari penonton. Akan tetapi, menurut Lai hal itu harus terjadi namun dalam kondisi tertentu karena banyak orang di Taiwan yang memiliki ikatan sosial dan bisnis dengan China.

Di sisi lain, seorang ilmuan politik di Universitas Nasional Australia, Wen-Ti Sung mengatakan bahwa pidato Lai sama saja menegaskan kembali bahwa pencegahan adalah perlindungan utama keamanan Taiwan dan kompromi tersebut tidak akan berhasil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
NUR M AGUS SALIM
EditorNUR M AGUS SALIM
Follow Us