Profil Lai Ching-te, Presiden Baru Taiwan yang Dilantik Hari Ini

- Lai Ching-te dilantik sebagai pengganti Tsai Ing-wen memimpin Taiwan, berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP).
- Memiliki pengalaman mendalam di pemerintahan, termasuk sebagai wakil presiden dan Wali Kota Tainan.
- Mengalahkan lawan dalam pemilu Taiwan dengan 40 persen suara, lulusan kedokteran yang fokus di dunia politik sejak 1994.
Jakarta, IDN Times - Lai Ching-te atau William Lai bakal dilantik pagi ini untuk menggantikan posisi Tsai Ing Wen memimpin Taiwan. Sebelumnya, Lai menjabat sebagai wakil presiden Tsai selama empat tahun terakhir dan berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP).
Ia memiliki pengalaman mendalam di pemerintahan, termasuk menjabat sebagai anggota parlemen dan Wali Kota Tainan, dikutip dari BBC, Minggu (19/5/2024).
Pria berusia 64 tahun ini sempat membuat marah Beijing dengan mengatakan ingin mempertahankan status quo di Selat Taiwan. Dia kekeuh tidak mengubah nama resmi Republik China (ROC) dan gigih mengikuti jejak Tsai yang tidak akan memprovokasi dan mengambil risiko. Mereka sama-sama menolak klaim kedaulatan China.
Keduanya telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Negeri Tirai Bambu, namun ditolak karena Beijing memandang mereka berdua sebagai separatis. Lai dan Tsai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.
1. Profil singkat Lai Ching-te
Pada pemilu Taiwan, Januari lalu, Lai mengantongi sekitar 40 persen suara dan unggul. Lai mengalahkan Hou Yu-ih dari partai oposisi Kuomintang dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan.
Lai lahir pada 1959 di Distrik Wanli, Kota New Taipei, Taiwan. Lai adalah lulusan dari Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Universitas Nasional Taiwan.
Lalu, dia melanjutkan S2 Ilmu Kedokteran di Universitas Nasional Cheng Kung dan memperoleh gelar magister lagi di bidang Kesehatan Masyarakat dari Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS).
Meski lulusan dokter, Lai ternyata ingin menjajal keuntungan di dunia politik. Pada 1994, ia terlibat dalam tim sukses seorang gubernur dari DPP. Dua tahun kemudian, Lai memutuskan berhenti dari dunia medis dan fokus di dunia politik Taiwan.
2. Menjabat sebagai wapres sejak 2020
Pada 1994, Lai akhirnya menjadi anggota Majelis Nasional, ia duduk sebagai anggota legislatif Kota Tainan. Pada 2010, ia dinobatkan sebagai Legislator Terbaik oleh Citizen Congress Watch.
Pada tahun yang sama, Lai terpilih sebagai Wali Kota pertama Tainan usai Kabupaten Tainan dan Kota Tainan dilebur dan menjadi Kotamadya khusus. Sampai 2017 ia menjabat sebagai wali kota.
Karier politiknya terus menanjak. Pada 2017, Lai dilantik menjadi Perdana Menteri Taiwan dan menjabat sampai 2019.
Pada 2020, akhirnya Lai dilantik menjadi wakil presiden bersama Tsai Ing-wen yang menjadi presiden Taiwan.
3. Ingin menjaga stabilitas hubungan dengan China

Usai dinyatakan menang pemilu Taiwan, Lai menegaskan bahwa dirinya berkomitmen menjaga stabilitas dengan mempertahankan status quo Taiwan dan China.
Lai juga berulang kali mengajak Beijing untuk melakukan dialog, tapi Negeri Tirai Bambu tersebut menolak. Lai menegaskan hanya rakyat Taiwan-lah yang bisa menentukan masa depan mereka.