Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Yakin Bisa Akhiri Perang Ukraina Tanpa Nuklir

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (x.com/mfa_russia)
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (x.com/mfa_russia)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Minggu (4/5/2025), mengatakan bahwa Rusia masih memiliki kapasitas untuk menyudahi perang di Ukraina dengan akhir yang logis bagi negaranya. 

"Kami memiliki cukup kekuatan yang berarti untuk memberikan apa yang dimulai pada 2022 dalam konklusi yang logis. Kami akan mendapatkan seluruh hasil yang dipersyaratkan oleh Rusia," terangnya, dikutip Politico

Pekan lalu, Rusia sudah menawarkan gencatan senjata selama 3 hari di tengah perayaan Hari Kemenangan di Eropa. Namun, Ukraina menolak rencana tawaran tersebut dan meminta gencatan senjata selama 30 hari. 

1. Sebut tidak perlu menggunakan senjata nuklir

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Council.gov.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Council.gov.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Putin mengungkapkan bahwa permintaan Rusia ini tidak akan sampai mengakibatkan ekskalasi nuklir. Ia pun mengecam Barat yang berniat memprovokasi kesalahan yang dibuat oleh Rusia. 

"Mereka ingin memprovokasi kami atas kesalahan yang kami perbuat. Tidak dibutuhkan senjata nuklir untuk mengakhiri ini semua. Saya berharap kami tidak perlu menggunakan senjata tersebut," tuturnya, dikutip TVP World.

Pada September 2024, Putin sudah merevisi doktrin nuklir Rusia. Dengan itu, serangan dengan senjata non-nuklir di dalam teritori Rusia dapat dimasukkan ke dalam ancaman bersama untuk melawan negaranya. 

Selain itu, Putin memandang perang Ukraina disebabkan oleh perluasan pengaruh Barat dan NATO ke timur. Ia menyebut bahwa Barat telah mempermalukan Rusia setelah runtuhnya Tembok Berlin pada 1989. 

2. Putin ubah sikap dalam tujuan perang di Ukraina

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Salah satu intelijen Barat menyebut bahwa Putin kemungkinan sudah mengubah fokus dalam perang di Ukraina. Ia disebut akan berfokus pada solusi jangka pendek untuk mempertahankan teritori dudukan di Ukraina dan memperbaiki ekonomi Rusia. 

Ia menambahkan, Amerika Serikat (AS) sudah sangat baik dengan mau menyerahkan sebagian teritori Ukraina yang sudah direbut. Namun, AS akan menekan Rusia dengan sanksi lanjutan di tengah memburuknya ekonomi Rusia. 

"Dia (Putin) mungkin berpikir alasan objektif dalam jangka waktu pendek ini. Sekarang tergantung pada AS yang mau mendesak keduanya untuk bernegosiasi damai," tuturnya, dilansir CNN

Ia mengatakan bahwa Putin masih menganggap Ukraina adalah apa yang dimiliki Rusia sebelumnya dan akan menjaga kepentingan itu. Rusia disebut akan merebut wilayah yang dianggap sebagai lahirnya peradaban Rusia. 

3. Zelenskyy sebut gencatan senjata bisa dilakukan kapan saja

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa gencatan senjata dengan Rusia dapat dilakukan kapan saja. Ia pun meminta seluruh dunia untuk menekan Rusia agar menyetujui gencatan senjata. 

"Kami percaya bahwa tanpa tekanan, Rusia tidak akan mau mengambil langkah untuk mengakhiri perang. Hari ini, menjadi tanda 54 hari Rusia tidak menganggap proposal yang diberikan AS untuk menyetujui gencatan senjata," ungkap Zelenskyy. 

Ia pun meminta agar gencatan senjata Rusia-Ukraina harus dilakukan setidaknya 30 hari untuk memberikan kesempatan diplomasi yang lebih besar. 

Zelenskyy juga mendesak Putin untuk benar-benar berniat mengakhiri perang di Ukraina dibandingkan mementingkan parade militer Hari Kemenangan pada 9 Mei mendatang. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us