Presiden Ramos Horta: Prabowo Akan Diterima Seperti Kakak di Dili

- Presiden Timor Leste, Ramos Horta, memastikan Prabowo akan disambut hangat di negaranya sebagai sosok 'kakak' yang kembali mengunjungi keluarganya.
- Ramos Horta mengapresiasi peran besar Indonesia dalam mendukung pembangunan Timor Leste sejak kemerdekaannya, termasuk dalam bidang pendidikan.
- Ramos Horta menyatakan optimisme tinggi terhadap pemerintahan Presiden Prabowo dan mengundang perusahaan serta investor Indonesia untuk berperan aktif dalam perekonomian Timor Leste.
Jakarta, IDN Times - Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta memastikan Presiden RI, Prabowo Subianto, akan disambut dengan penuh kehangatan bila berkunjung ke negaranya. Ia menegaskan, rakyat Timor Leste tidak lagi mempermasalahkan sejarah masa lalu dan justru memandang Prabowo sebagai sosok ‘kakak’ yang kembali mengunjungi keluarganya.
Pernyataan ini disampaikan Ramos Horta dalam wawancara eksklusif di Dili, saat membahas hubungan bilateral antara Indonesia dan Timor Leste yang terus berkembang sejak kemerdekaan negara itu pada 2002.
“Ketika Presiden Prabowo berkunjung, saya dan Pak Xanana (Gusmao) akan bertemu beliau di bandara, dan saya sendiri yang akan mengantar Presiden Prabowo. Dia akan disambut oleh ribuan orang Timor Leste,” kata Ramos Horta dengan nada penuh keyakinan, kepada IDN Times pada kesempatan santai di akhir pekan lalu.
Menurut Ramos Horta, sambutan hangat ini merupakan simbol hubungan persaudaraan yang sudah lama terjalin antara dua bangsa yang bertetangga dekat itu.
“Dia bisa yakin bahwa dia akan diterima sebagai kakak, kembali mengunjungi saudara-saudaranya di Timor Leste,” ujarnya.
Ramos Horta juga menegaskan bahwa masa lalu bukan lagi penghalang bagi hubungan kedua negara.
“Kita tidak lagi membicarakannya, karena pada kenyataannya tidak pernah ada isu konkret terkait Presiden Prabowo di masa lalu,” katanya.
Ia menambahkan, konflik yang pernah terjadi di masa lalu adalah bagian dari sejarah yang kompleks.
“Semua orang tahu dia berada di Timor Leste, tetapi saat itu perang, ada kekerasan di semua pihak,” ucapnya.
1. Hubungan RI–Timor-Leste makin erat sejak hari kemerdekaan

Presiden Ramos-Horta mengapresiasi peran besar Indonesia dalam mendukung pembangunan Timor Leste sejak hari pertama kemerdekaannya. Ia menyebut Indonesia sebagai negara tetangga yang telah menunjukkan kenegarawanan luar biasa dan terus membantu rakyat Timor Leste dalam berbagai bidang.
“Indonesia sejak hari pertama kemerdekaan kami telah menunjukkan kenegarawanan yang hebat. Setelah pemisahan, Indonesia mengulurkan tangan persahabatan dalam membantu membangun kembali Timor Leste, dalam membantu menjaga Timor Leste tetap damai,” tutur Ramos Horta.
Ia juga menyoroti kontribusi besar Indonesia di bidang pendidikan. Menurutnya, Indonesia adalah negara pertama di dunia yang menawarkan beasiswa dalam jumlah besar bagi warga Timor Leste.
“Indonesia adalah negara pertama di dunia yang menawarkan ratusan beasiswa kepada orang Timor untuk belajar di Indonesia,” katanya.
Dari kerja sama tersebut, lebih dari 3.000 warga Timor Leste telah lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dan sekitar 10.000 mahasiswa asal Timor Leste saat ini sedang menempuh studi di berbagai universitas di Indonesia.
“Mereka membayar biaya lokal, bukan biaya internasional. Itu sudah merupakan bantuan yang luar biasa,” kata Ramos Horta.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah memberikan lebih dari 1.000 beasiswa resmi bagi warga Timor Leste. Ramos Horta menilai hubungan antarmasyarakat kedua negara kini semakin erat dan penuh kepercayaan.
2. Ramos Horta puji pemerintahan Prabowo

Ramos Horta menyatakan optimisme tinggi terhadap pemerintahan Presiden Prabowo yang baru saja melewati satu tahun masa jabatan. Ia berharap hubungan Indonesia–Timor Leste terus berkembang ke sektor yang lebih luas, mulai dari ekonomi, budaya, hingga pertukaran masyarakat.
“Kami meliput setiap sektor pembangunan, di mana kami terus meningkatkan kemitraan, hubungan ke dalam lebih banyak pertukaran antarmasyarakat, lebih banyak pertukaran budaya, tetapi juga ekonomi,” ujar Ramos Horta.
Ia secara terbuka mengundang perusahaan dan investor asal Indonesia untuk berperan aktif dalam perekonomian Timor Leste. “Kami ingin melihat perusahaan-perusahaan Indonesia di Timor Leste. Kami ingin melihat pengunjung Indonesia,” katanya.
Namun, Ramos Horta menekankan bahwa pihaknya juga perlu bekerja keras untuk menarik minat wisatawan dan pelaku bisnis dari Indonesia.
“Kita harus memasarkan negara ini sedemikian rupa sehingga kelas menengah Indonesia merasa penasaran, ingin datang dan berkunjung,” ucapnya.
“Kita tidak bisa hanya menginginkannya. Kita harus kreatif dan melihat bagaimana kita bisa membuat akademisi, mahasiswa, intelektual, seniman Indonesia mengunjungi negara ini,” tambahnya.
Baginya, kerja sama yang berfokus pada manusia dan budaya adalah kunci membangun masa depan yang harmonis.
“Hubungan kita tidak hanya tentang politik atau ekonomi, tapi tentang bagaimana dua bangsa saling memahami dan tumbuh bersama,” katanya.
3. Simbol persaudaraan dua bangsa di Asia Tenggara

Kehangatan Ramos Horta terhadap Indonesia mencerminkan kedekatan historis dan emosional antara dua negara yang pernah melewati masa sulit. Kini, baik Indonesia maupun Timor Leste sama-sama berkomitmen menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
Presiden Timor Leste juga memuji dukungan kuat Indonesia terhadap upaya negaranya menjadi anggota penuh ASEAN. Ia menilai sikap Jakarta menunjukkan kepemimpinan regional yang terbuka dan visioner.
“Indonesia telah menunjukkan dukungan besar bagi Timor Leste untuk keanggotaan ASEAN. Itu adalah bentuk solidaritas yang kami hargai setinggi-tingginya,” beber Ramos Horta.
Ia menilai kepemimpinan Presiden Prabowo bisa menjadi angin segar bagi hubungan bilateral ke depan. “Kami melihat Indonesia di bawah Presiden Prabowo sebagai mitra besar yang tidak hanya kuat, tapi juga tulus membantu tetangganya,” ujarnya.
Bagi Ramos Horta, kunjungan Prabowo ke Dili nanti akan menjadi simbol kuat dari rekonsiliasi dan persaudaraan sejati di Asia Tenggara. “Dia akan disambut bukan hanya sebagai pemimpin negara besar, tetapi sebagai saudara yang kembali pulang,” katanya menutup dengan senyum.



















