Rekrut Transgender, Bangladesh Beri Potongan Pajak Perusahaan

Upaya inklusi sosial pemerintah untuk kelompok terpinggirkan

Dhaka, IDN Times - Bangladesh berupaya meningkatkan prospek pekerjaan komunitas transgender yang terpinggirkan di negara tersebut. Adapun salah satu caranya, yaitu dengan memberikan keringanan pajak bagi perusahaan yang mempekerjakan transgender. Bagaimana kronologinya?

1. Pemerintah Bangladesh melalui Menteri Keuangannya, umumkan potongan pajak bagi perusahaan yang mempekerjakan transgender

Rekrut Transgender, Bangladesh Beri Potongan Pajak PerusahaanMenteri Keuangan Bangladesh AHM Mustafa Kamal dalam pertemuan "Kingdom of Saudi Arabia-Bangladesh Investment Cooperation" pada 7 Maret 2019 di Dhaka. (Twitter.com/@ahmmustafakamal)

Dilansir Al Jazeera, Pada hari Kamis pemerintah Bangladesh mengumumkan potongan pajak untuk perusahaan yang mempekerjakan transgender. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan upaya inklusi sosial pemerintah untuk kelompok terpinggirkan di negara Asia Selatan yang mayoritas Muslim.

"Saya mengusulkan untuk memberlakukan insentif pajak khusus guna menyediakan lapangan kerja dan memastikan peningkatan standar hidup dan integrasi sosial dan ekonomi dari anggota gender ketiga," ungkap AHM Mustafa Kamal selaku Menteri Keuangan Bangladesh saat mengumumkan anggaran nasional untuk tahun anggaran 2021-2022.

Perusahaan akan menikmati potongan pajak 5 persen atau pengembalian 75 persen dari gaji karyawan trans jika 10 persen dari total tenaga kerja mereka atau 100 pekerja adalah dari apa yang disebut "gender ketiga", Kamal menambahkan.

Dikutip dari Reuters, Bangladesh bukan negara pertama yang mengeluarkan kebijakan mengenai langkah yang diambil suatu negara guna membantu transgender dalam mendapatkan pekerjaan. Sebelumnya, tahun lalu ada Argentina yang mengesahkan UU yang mencadangkan 1% dari pos sektor publik untuk pekerja trans dan di Brasil pada bulan Januari, seorang anggota parlemennya mengumumkan RUU yang akan mengharuskan perusahaan besar untuk mencadangkan 3% dari pekerjaan mereka untuk karyawan trans.

2. Respon aktivis transgender di Bangladesh

Rekrut Transgender, Bangladesh Beri Potongan Pajak PerusahaanIlustrasi aktivis LGBT. (Unsplash.com/Margaux Bellott)

Baca Juga: Tak Mau Diskriminasi, Kemendagri Beri Layanan e-KTP bagi Transgender

Dilansir Reuters, Menurut aktivis hak, orang-orang transgender di negara Asia Selatan sering dipaksa meninggalkan rumah mereka pada usia muda dan tanpa pendidikan yang layak, banyak yang berjuang untuk mencari pekerjaan dan akhirnya hidup dalam kemiskinan. 

Pada November tahun lalu, terdapat sebuah badan amal keagamaan yang membuka sekolah pertama di Bangladesh untuk komunitas transgender.

"Ada begitu banyak pengumuman yang dibuat untuk mendukung komunitas transgender, tetapi kebanyakan tidak berhasil. Pemerintah perlu memantau proposal ini," ungkap Joya Shikder selaku Presiden Somporker Noya Setu (sebuah kelompok hak asasi manusia).

Tashnuva Anan, seorang aktivis hak yang membuat sejarah pada bulan Maret sebagai pembaca berita transgender pertama di Bangladesh pada televisi nasional, menyerukan kuota kerja wajib untuk orang trans dan sesi pelatihan kesadaran bagi pemberi kerja.

"Ini adalah inisiatif yang baik, tetapi langkah-langkah ini harus dilakukan pada skala yang jauh lebih besar... anggota komunitas transgender juga perlu mengembangkan keterampilan mereka. Baru kemudian mereka akan dipekerjakan," tambahnya.

Dikutip France24, Komunitas LGBTQ menghadapi diskriminasi yang meluas di Bangladesh, yang mana UU era kolonial masih berlaku yang menghukum seks gay dengan penjara, meskipun penegakan hukum jarang terjadi.

3. Tentang transgender di Bangladesh

Rekrut Transgender, Bangladesh Beri Potongan Pajak PerusahaanIlustrasi tulisan transgender. (Pexels.com/Sharon McCutcheon)

Dilansir Al Jazeera, Menurut para ahli independen, Bangladesh memiliki lebih dari 200.000 orang transgender dimana sebagaian besar menghadapi diskriminasi dan pengucilan sosial. Pemerintah menyebutkan angka 10.000.

Untuk bertahan hidup, orang-orang trans di Bangladesh sering mengemis dan berdagang seks. Mereka melakukan hal tersebut karena sebagian besar terpaksa meninggalkan rumah mereka, disebabkan oleh intimidasi dan pelecehan.

Pada tahun 2013, Bangladesh mulai mengizinkan orang trans atau yang dikenal sebagai hijra, untuk mendaftar secara legal sebagai jenis kelamin ketiga serta memberikan dukungan kepada kelompok tersebut sejak saat itu.

Baca Juga: Montana Resmi Sahkan UU Larangan Atlet Transgender

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya