Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ratusan Rohingya Terdampar di Aceh, PBB: Semua Pihak Harus Bantu  

Ilustrasi kapal pengungsi (pixabay.com/David Mark)
Ilustrasi kapal pengungsi (pixabay.com/David Mark)

Jakarta, IDN Times - Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), pada Selasa (27/12/2022), mendesak negara-negara ikut membantu Muslim Rohingya yang terdampar di lautan. 

Dilansir Reuters, pernyataan itu muncul usai sedikitnya 20 pengungsi tewas dan ratusan lainnya berhasil mendarat di pantai di Provinsi Aceh. Mereka terombang-ambing di Samudera Hindia selama berminggu-minggu.

Dalam enam minggu terakhir, hampir 500 orang Rohingya berhasil mendarat di Indonesia.

“Banyak lainnya tidak bertindak meskipun banyak permohonan dan permohonan bantuan", kata UNHCR.

1. Perjalanan laut oleh pengungsi Rohingya semakin meningkat

Ilustrasi kapal (pixabay.com/Gerd Altmann)
Ilustrasi kapal (pixabay.com/Gerd Altmann)

UNHCR mengatakan, 2022 menjadi salah satu tahun paling mematikan bagi perjalanan laut. Hal itu didasari oleh banyaknya pengungsi Rohingya yang melarikan diri selama hampir satu dekade dari kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak.

Lebih lanjut, kelompok hak asasi manusia itu mengatakan, satu kapal yang mengangkut 180 orang diyakini telah tenggelam. Insiden itu terjadi pada awal Desember dan semua penumpang diduga tewas.

Sebagai informasi, Rohingya merupakan etnis yang tertindas oleh pemerintah Myanmar, yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. 

Banyak Rohingya yang melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Thailand dan Bangladesh. Mereka juga mendarat ke Malaysia dan Indonesia, ketika gelombang laut relatif tenang antara bulan November dan April.

Hampir 1 juta orang hidup dalam kondisi penuh sesak di Bangladesh, termasuk ratusan ribu pengungsi yang melarikan diri dari penindasan mematikan oleh Junta militer Myanmar pada 2017. 

Menurut laporan kelompok-kelompok HAM, pengungsi yang meninggalkan kamp semakin meningkat, yakni dari 500 orang pada tahun lalu menjadi sekitar 2.400 pada 2022.

Tidak jelas apa faktor meningkatkan eksodus. Namun, beberapa aktivis percaya bahwa pencabutan pembatasan COVID-19 di sekitar Asia Tenggara jadi alasan utama Rohingya untuk menyebrang.  

2. Sebanyak 174 Rohingya mendarat di Aceh dalam kondisi sekarat

Sementara itu, sebuah kapal yang membawa 174 Rohingya berhasil mendarat di pantai Provinsi Aceh pada Senin. Banyak dari mereka mengalami dehidrasi, kelelahan, dan butuh perawatan medis usai bertahan di laut selama berminggu-minggu.

Beberapa pengungsi yang selamat mengatakan, lebih dari 20 orang tewas dalam perjalanan 40 hari dari Bangladesh menuju Indonesia. Ini karena persediaan makanan menipis dan kondisi perahu yang bocor.

“Kami datang ke sini dari kamp pengungsi terbesar di Bangladesh dengan harapan masyarakat Indonesia memberi kami kesempatan pendidikan,” ungkap seorang pengungsi Rohingnya, Umar Farukh, dikutip dari Reuters.

3. Malaysia tolak kedatangan perahu Rohingya

Melansir VOA News, Otoritas Thailand mengatakan, setelah menyelamatkan enam orang yang ditemukan bertahan di Laut Andaman, pengungsi mengaku bahwa Malaysia menolak akses kedatangan mereka dan akhirnya kembali ke Bangladesh. Kementerian Penegakan Maritim Malaysia enggan untuk berkomentar.

Terkait pendaratan terbaru di Aceh, otoritas Bangladesh mengaku telah berusaha menghentikan pengungsi untuk melakukan penyeberangan berbahaya ke Asia Tenggara. 

"Kami melakukan segala yang mungkin untuk menghentikan mereka melakukan perjalanan berbahaya," ujar Mohammad Mizanur Rahman, Komisaris Repatriasi dan Bantuan Pengungsi Bangladesh, dilansir dari VOA News.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us