Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rayakan 50 Tahun Hubungan Diplomatik, China-Australia Siap Baikan 

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong. (twitter.com/SenatorWong)
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong. (twitter.com/SenatorWong)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Penny Wong, akan mengunjungi Beijing atas undangan China pada 20-21 Desember 2022. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, pada Senin (19/12/2022) waktu setempat.

Pertemuan tersebut akan bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Canberra-Beijing yang jatuh pada Rabu.

1. Wong akan bertemu Menlu China

Pada kunjungannya, Wong akan bertemu dengan Menlu China, Wang Yi, untuk mengadakan Dialog Luar Negeri dan Strategis Australia-China yang Ke-6. Dialog ini terakhir diadakan pada 2018.

Nantinya, kunjungan Wong juga akan menjadi kunjungan pertama Menlu Australia ke China sejak 2019.

Pertemuan ini akan membawa angin segar dalam hubungan kedua negara sejak Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, memenangkan pemilu dan menggantikan PM sebelumnya, Scott Morrison, yang pada eranya kerap bersitegang dengan China.

2. Tindak lanjut dari pertemuan Albanese dan Xi di sela-sela KTT G20 di Bali

Putaran dialog yang akan berlangsung di Negeri Tirai Bambu merupakan tindak lanjut dari pertemuan konstruktif pada bulan lalu antara Albanese dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 yang berlangsung di Bali, Indonesia.

"Australia mencari hubungan yang stabil dengan China. Kami akan bekerja sama di mana kami bisa tidak setuju, di mana kami harus dan terlibat dalam kepentingan nasional," kata Albanese dan Wong dalam pernyataan bersama, dikutip dari laman resmi Perdana Menteri Australia.

"Perdagangan antara Australia dan China, serta hubungan orang ke orang, budaya dan bisnis yang kuat telah memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara kita," lanjut pernyataan tersebut.

Dalam beberapa dekade, China telah berkembang menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia dan mitra dagang terbesar bagi Australia.

3. Ketegangan hubungan yang sempat memanas antara Australia-China

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (kiri) saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia (15/11/2022). (twitter.com/AlboMP)
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (kiri) saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia (15/11/2022). (twitter.com/AlboMP)

Melansir Reuters, hubungan diplomatik antara kedua negara sempat memanas dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu ketegangan tersebut disebabkan seruan Canberra untuk penyelidikan internasional soal asal-usul pandemik COVID-19. Atas tindakan tersebut, Beijing pun membalas dengan menjatuhkan sanksi pada ekspor Australia.

China juga geram dengan tindakan Australia di era pemerintahan Morrison, di mana Canberra secara aktif melarang perusahaan raksasa telekomunikasi China Huawei dari jaringan 5G-nya.

Australia mengatakan, pada Juni lalu jet tempur China melakukan manuver berbahaya yang mengancam keselamatan salah satu pesawat pengintai maritimnya di atas Laut China Selatan, dikutip dari AP News.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us