Remaja Spanyol Ditangkap usai Tikam 3 Guru dan 2 Siswa di Sekolah

Jakarta, IDN Times - Seorang remaja berusia 14 tahun di Spanyol menikam tiga guru dan dua siswa pada Kamis (28/9/2023). Serangan itu terjadi di sekolah menengah di kota Jerez de la Frontera, dan saat ini remaja tersebut telah ditahan oleh polisi.
Remaja itu melancarkan serangannya ini dengan dua pisau, yang disimpan di dalam tasnya. Tidak ada korban jiwa dalam serangan ini dan para korban telah dilarikan ke rumah sakit dengan luka yang bervariasi.
1. Salah satu guru harus mengalami operasi mata

Dilansir DW, polisi mengatakan kejadian ini terjadi setelah kelas dimulai, ketika tersangka adalah seorang anak berusia 14 tahun diduga telah berulang kali menikam staf sekolah dan siswa.
"Polisi menemukan tersangka di lantai tiga. Dia memiliki dua pisau yang digunakan untuk menyerang tiga guru dan dua siswa," kata Adrian Dominguez juru bicara, yang menambahkan bahwa siswa tersebut telah dibawa ke kantor polisi.
Patricacia del Pozo, pejabat pendidikan di wilayah tersebut, mengatakan ada empat orang yang terluka dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit, dan seorang guru memerlukan operasi mata setelah ditikam.
“Saya meminta kehati-hatian yang besar sampai penyelidikan selesai,” kata Del Pozo.
2. Keterangan saksi
Seorang siswa mengatakan kepada bahwa tersangka diduga berlari ke belakang kelas, menjatuhkan ranselnya ke lantai dan mengeluarkan pisau sebelum berteriak, "Aku akan membunuhmu!".
“Dia berlari, mengejar orang, semua orang keluar menuju taman bermain,” katanya.
"Dia selalu tenang dan fokus. Dia tidak berbicara di kelas dan dia selalu pendiam. Dia biasanya sendirian saat istirahat dan ada teman sekelas yang mengolok-oloknya," kata salah satu teman sekelasnya, dikutip dari Anadolu Agency.
Polisi mengatakan mereka sedang mengevaluasi anak tersebut secara psikologis untuk menentukan apakah dia sadar sepenuhnya atas apa yang dia lakukan.
Alejandro Castilla, presiden asosiasi orang tua sekolah, mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya masalah serius, tapi menduga bahwa sesuatu mungkin telah terjadi di sekolah yang mungkin tidak dikelola dengan benar.
3. Kasus pembunuhan oleh remaja meningkat

Spanyol memiliki tingkat kejahatan kekerasan yang relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Pada 2021, di negara itu tingkat kejahatan sebesar 41,4 insiden per 1.000 orang, jumlah itu merupakan yang terendah dalam sejarah, menurut pemerintah Spanyol.
Namun, pihak berwenang baru-baru ini memperingatkan tentang lonjakan yang mengkhawatirkan terkait kejahatan yang dilakukan remaja di seluruh negeri.
Kantor Kejaksaan Agung Spanyol dalam sebuah laporan yang dirilis awal bulan ini, mengatakan terdapat peningkatan sebesar 15 persen dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh remaja dari tahun 2021 hingga 2022. Laporan itu juga menunjukkan peningkatan dalam kekerasan, perundungan yang didorong oleh teknologi, dan lonjakan terkait serangan seksual sebesar 45 persen.