Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ribuan Aktivis Belanda Demo, Minta Subsidi Bahan Bakar Fosil Dicabut

Ilustrasi aksi unjuk rasa iklim. (Unsplash.com/Markus Spiske)

Jakarta, IDN Times - Ribuan aktivis lingkungan di Belanda melakukan aksi unjuk rasa dengan memblokir jalan pada Sabtu (9/9/2023). Protes ini dipimpin oleh kelompok pemerhati lingkungan Extinction Rebellion, Greenpeace, dan organisasi lainnya.

Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi untuk bahan bakar fosil. Setiap tahunnya, pemerintah telah mengeluarkan banyak biaya atas subsidi untuk bahan bakar fosil.

1. Pengunjuk rasa akan terus memblokir jalan sampai subsidi dicabut

Ilustrasi aksi unjuk rasa. (Unsplash.com/Chris Slupski)

Dilansir Anadolu Agency, para pengunjuk rasa melakukan aksi duduk sambil mengacungkan spanduk bertuliskan slogan-slogan seperti "Waktu sudah habis, hentikan subsidi bahan bakar fosil", "Sistem harus berubah, bukan iklim", dan "Lobi fosil adalah organisasi kriminal, kami adalah rakyatnya."

Jalan yang diblokir adalah jalan utama A12, yang berfungsi sebagai pintu masuk kota dan jalan menuju parlemen di Den Haag, sehingga menyebabkan gangguan lalu lintas pada jalur penghubung. Pengunjuk rasa mengatakan akan terus melakukan blokade setiap hari sampai pemerintah menghentikan penggunaan subsidi bahan bakar fosil.

“Kami memulai protes ini hanya dengan 30 peserta, dan sekarang ribuan orang bergabung dengan kami. Ada dukungan luas di seluruh negeri atas permintaan kami dari pemerintah,” kata aktivis lingkungan hidup, Guus Dix.

"Hari ini belum berakhir. Kami berjanji jika ditahan, kami akan kembali besok pukul 12.00. Jika terjadi penahanan lebih lanjut, kami akan kembali keesokan harinya. Kami akan terus memblokir jalan setiap hari sampai tuntutan kami dipenuhi,” tambahnya.

2. Polisi semprotkan air

Ilustrasi polisi. (Unsplash.com/Spenser H)

Dalam unjuk rasa ini, para aktivis memperingatkan bahwa suhu ekstrem yang terjadi di seluruh dunia pada musim panas ini merupakan peringatan bahwa  bahan bakar fosil harus segera ditinggalkan. 

“Ini jauh lebih besar dibandingkan kita semua. Ini menyangkut seluruh dunia,” kata aktivis Yolanda de Jager.

Untuk membubarkan massa, polisi melepaskan tembakan meriam air ke arah kerumunan. Semburan air itu ditanggapi para pengunjuk rasa dengan mengacungkan tinju sebagai perlawanan atau menundukkan kepala untuk melindungi diri. Mereka yang berada jauh di belakang menari dan melompat-lompat di bawah semprotan air, tampak menikmati mandi di hari yang luar biasa panas pada September di Belanda.

Pihak berwenang telah menangkap atau menyeret pengunjuk rasa, lalu mendorong mereka dengan kereta oranye khusus. Ada hampir 2 ribu pengunjuk rasa yang ditahan.

3. Subsidi Belanda untuk bahan bakar fosil

Bendera Belanda. (Unsplash.com/João Guimarães)

Belanda sering dipandang sebagai pemimpin dalam energi terbarukan dan kebijakan iklim yang progresif, tapi kebijakan pemerintahnya memberikan subsidi untuk bahan bakar fosil.

Sebuah laporan yang diterbitkan pada 4 September menunjukkan bahwa pemerintah Belanda menghabiskan 37,5 miliar euro (Rp617,9 triliun) untuk subsidi kepada industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama yang terkait industri pelayaran.

Laporan ini dirilis oleh Pusat Penelitian Perusahaan Multinasional, yang dikenal sebagai SOMO, cabang dari Friends of the Earth dan Oil Change International di Belanda. Mereka menyerukan kepada anggota parlemen untuk mulai menghapuskan subsidi secara bertahap sebelum pemilihan umum yang dijadwalkan pada 22 November.

Menteri Iklim dan Energi, Rob Jetten, mengakui bahwa negaranya harus mengakhiri subsidi, tapi tidak memberikan batas waktu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us