Rusia Bungkam soal Tuntutan Suriah Pulangkan Assad

Jakarta, IDN Times - Rusia tidak memberi tanggapan setelah Suriah meminta pemulangan Bashar al-Assad sebagai syarat bagi Moskow untuk mempertahankan pangkalan militernya di negara itu.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menolak berkomentar saat ditanya soal ini dalam konferensi pers pada Rabu (29/1/2025). Sebelumnya, delegasi Rusia bertemu pemimpin baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, untuk membahas hubungan kedua negara, dilansir dari Al Jazeera.
Assad melarikan diri ke Moskow pada Desember lalu setelah digulingkan dalam serangan kelompok pemberontak yang dipimpin Sharaa. Kejatuhannya mengakhiri kekuasaan keluarganya yang telah berlangsung selama 50 tahun di Suriah.
1. Suriah minta Assad dipulangkan dan kompensasi dibayar
Media Suriah Sanaa melaporkan bahwa Damaskus meminta Rusia untuk memulangkan Assad dan membayar kompensasi.
“Rusia harus membangun kembali kepercayaan dengan langkah nyata seperti ganti rugi, rekonstruksi, dan pemulihan,” tulis laporan tersebut.
Selain itu, pemerintah Suriah menyatakan bahwa pemulihan hubungan harus didasarkan pada penghormatan terhadap keinginan rakyat Suriah dan perbaikan kebijakan Rusia di masa lalu, dilansir The Moscow Times.
2. Pangkalan militer Rusia jadi perdebatan
Selain pemulangan Assad, Rusia juga berusaha mempertahankan dua pangkalan militernya di Suriah, yaitu pangkalan angkatan laut di Tartus dan pangkalan udara di Khmeimim. Kedua pangkalan ini memiliki peran penting bagi Moskow untuk menjaga pengaruhnya di Timur Tengah dan kawasan Mediterania.
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, delegasi yang dipimpin oleh utusan khusus Presiden Vladimir Putin, Mikhail Bogdanov, telah melakukan diskusi terbuka dengan pemerintah Suriah.
Namun, tidak ada pernyataan resmi mengenai apakah ada kesepakatan terkait pangkalan militer tersebut.
3. Rusia berhati-hati dalam merespons

Meski belum menanggapi tuntutan Suriah secara langsung, Moskow menyatakan dukungannya terhadap kesatuan, kedaulatan, dan integritas wilayah Suriah.
Peskov mengatakan bahwa pertemuan dengan pejabat Suriah merupakan langkah penting untuk menjaga komunikasi antara kedua negara.
Seorang sumber dari Suriah mengatakan bahwa Rusia belum bersedia mengakui kesalahannya di masa lalu.
“Satu-satunya kesepakatan yang dicapai adalah melanjutkan pembicaraan lebih lanjut,” kata sumber tersebut.