Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia: Drone Ukraina Targetkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

ilustrasi kebakaran (pexels.com/Pixabay)

Jakarta, IDN Times - Rusia mengklaim bahwa Ukraina melancarkan serangan drone besar-besaran yang menargetkan infrastruktur energi, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir di Smolensk. Pada Rabu (29/1/2025), Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa 104 drone diluncurkan ke berbagai wilayah.

Gubernur Smolensk, Vasily Anokhin, mengatakan bahwa satu drone berusaha menyerang fasilitas nuklir di wilayahnya tetapi berhasil ditembak jatuh.

“Menurut informasi awal, salah satu drone ditembak jatuh saat berupaya menyerang fasilitas nuklir,” kata Anokhin dalam pernyataan di Telegram.

Ia mengatakan tidak ada korban jiwa atau kerusakan akibat insiden ini.

1. Serangan drone sebabkan kebakaran di kilang minyak Rusia

Serangan drone menghantam beberapa wilayah Rusia, termasuk Smolensk, Tver, Bryansk, dan Nizhny Novgorod.

Menurut dinas intelijen militer Ukraina (HUR), kilang minyak milik perusahaan Lukoil di Nizhny Novgorod terkena beberapa serangan pada Rabu (29/1/2025) dini hari, dikutip The Kyiv Independent.

Selain itu, pejabat setempat melaporkan bahwa serangan drone menyebabkan kebakaran di beberapa lokasi dan memicu respons dari sistem pertahanan udara.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa 11 drone dihancurkan di Smolensk, sementara hampir separuh dari total drone yang dikirim Ukraina ditembak jatuh di Kursk, wilayah yang berbatasan langsung dengan Ukraina.

2. Ukraina juga laporkan serangan balasan

Militer Ukraina menyatakan bahwa Rusia meluncurkan serangan udara ke berbagai wilayah Ukraina pada malam yang sama. Peringatan udara diberlakukan di beberapa kota akibat ancaman drone dan rudal.

Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, mengonfirmasi bahwa puing-puing drone yang ditembak jatuh di dekat stasiun metro di ibu kota. Di sisi lain, pelabuhan di wilayah Odessa juga dilaporkan menjadi sasaran serangan.

3. Peluang perundingan damai masih jauh

Di tengah serangan udara, prospek perundingan damai antara Rusia dan Ukraina tampak semakin sulit. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi tetapi menolak berdialog langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

“Jika (Zelenskyy) ingin berpartisipasi dalam perundingan, saya akan menugaskan perwakilan untuk ikut serta,” kata Putin, dikutip Al Jazeera.

Ia juga menyebut Zelenskyy sebagai pemimpin tidak sah karena masa jabatannya telah berakhir saat darurat militer berlangsung.

Menanggapi pernyataan itu, Zelenskyy menuduh Putin sengaja memperpanjang perang.

“Hari ini, Putin kembali menunjukkan bahwa ia takut bernegosiasi, takut pada pemimpin kuat, dan melakukan segala cara untuk memperpanjang perang,” tulis Zelenskyy di X.

Ukraina juga memperingatkan agar tidak dikesampingkan dalam perundingan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS). Kiev menuduh Putin berusaha memanfaatkan mantan Presiden AS Donald Trump yang kembali ke Gedung Putih untuk kepentingan politiknya.

Serangan udara antara Rusia dan Ukraina terus berlangsung tanpa tanda-tanda mereda. Infrastruktur energi menjadi target utama, memperburuk kondisi di tengah musim dingin. Sementara itu, prospek perundingan damai masih belum jelas, dengan kedua belah pihak saling menuduh satu sama lain menghambat negosiasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us