Rusia Dukung Ide Palestina untuk Gelar Konferensi Timur Tengah

Jakarta, IDN Times - Rusia menyatakan dukungannya terhadap inisiatif Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengadakan konferensi internasional terkait perdmaian Israel-Palestina. Dukungan itu disampaikan kepada Dewan Keamanan oleh delegasi utama Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, pada Selasa (21/12/2021).
“Kami terus berinteraksi dengan Palestina dan Israel, serta pemangku kepentingan internasional dan regional, dalam kerangka Kuartet perantara internasional untuk Timur Tengah. Pada prinsipnya, kami mendukung prakarsa Presiden Palestina untuk menyelenggarakan konferensi internasional tentang masalah Palestina,” kata Polyansky, dikutip dari Kantor Berita TASS.
1. Bantu atasi permasalahan Palestina

Diplomat Rusia itu juga mengonfirmasi kesiapan Moskow untuk bantu atasi perpecahan internal Palestina.
Sebulan setelah Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, berkunjung ke Rusia, Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Abbas di Sochi pada 23 November.
“Usulan kami untuk mengadakan pertemuan pemersatu lagi di Moskow dapat dipertimbangkan, setiap kali pasukan dan gerakan Palestina terkemuka siap untuk mendukung pendekatan bersama dan membuat persetujuan. Kami mengandalkan bantuan dari pihak-pihak lain yang berkepentingan, pertama-tama dari kami dan teman-teman dari Mesir," tutur Polyansky.
2. Moskow upayakan rekonsiliasi Israel-Palestina

Sebagaimana dilontarkan Polyansky, Moskow akan mempertahankan upaya rekonsiliasi Israel-Palestina dalam format Kuartet Timur Tengah. Sebagai informasi, Kuartet Timur Tengah merupakan kelompok empat entitas (PBB, Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa) yang terlibat dalam proses mediasi perdamaian Israel-Palestina.
"Inisiatif kami yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi mekanisme mediator ini sudah dikenal luas dan tetap dibahas," kata delegasi Rusia itu.
Saat berbicara di Majelis Umum PBB pada September 2020, Abbas meminta Kuartet internasional tersebut untuk melanjutkan upaya mereka dan menyelenggarakan konferensi perdamaian yang melibatkan semua pihak terkait.
3. Warga Israel dorong perdamaian dengan Palestina

Melansir The Jerusalem Post, mayoritas warga Israel ingin Bennett bertemu dengan Abbas untuk membahas perdamaian. Seruan itu muncul dalam jajak pendapat bulan Desember yang diselenggarakan oleh LSM Israel, Geneva Initiative.
Dari 504 responden, 51 persen mendukung pertemuan antara Benett dan Abbas, sementara 39 persen menentang pertemuan semacam itu. Menariknya, 40 persen pemilih Yamina dari partai sayap kanan Bennett juga mendukung pertemuan kedua pemimpin itu.
Selain itu, 43 persen responden mencatat bahwa langkah menuju perdamaian dengan Palestina akan memperluas dukungan untuk pemerintah Bennett-Lapid di antara orang Israel. Sebaliknya, 37 persen mengatakan akan menurunkan dukungan.