Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Lihat Potensi Dagang dengan Indonesia Masih Terbuka Lebar

Russia-Indonesia Business Forum di Jakarta, Senin (14/4/2025). (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Intinya sih...
  • Hubungan Indonesia dan Rusia memasuki usia ke-75 tahun dengan kerja sama yang terus meningkat
  • Pertumbuhan perdagangan kedua negara melampaui 4 persen, dengan industri mencapai 8 persen
  • Rusia menjadi salah satu pemimpin di sektor energi nuklir dan siap menawarkan teknologi nuklir ke Indonesia

Jakarta, IDN Times - Hubungan Indonesia dan Rusia memasuki usia ke-75 tahun ini. Selama ini, kerja sama kedua negara terus meningkat.

"Potensi pengembangan kerja sama kita cukup luas. Kita melihat pertumbuhan yang konsisten, tahun lalu melampaui 4 miliar dolar As dan komponen impor tumbuh, begitu pula dengan pasokan ekspor," kata Deputi Menteri Perdagangan dan Industri Rusia, Alexey Gruzdev, dalam Russia-Indonesia Business Forum di Jakarta, Senin (14/4/2025).

Gruzdev mengatakan, peluang ekonomi kedua negara terpampang nyata. Menurutnya, secara umum, pertumbuhan ekonomi kedua negara berkembang secara konsisten meskipun digempur tarif dan sanksi.

1. Pertumbuhan perdagangan dan industri naik secara positif

Deputi Menteri Perdagangan dan Industri Rusia, Alexey Gruzdev, dalam Russia-Indonesia Business Forum di Jakarta, Senin (14/4/2025). (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Tahun lalu, kata Gruzdev, pertumbuhan perdagangan kedua negara melampaui 4 persen, dan industri mencapai 8 persen. Menurutnya, kondisi ini disebabkan tindakan pencegahan serius yang membawa Rusia dan Indonesia mengembangkan industri sendiri.

"Akibatnya, Indonesia dan Rusia menciptakan peluang untuk pengembangan hubungan perdagangan dan ekonomi secara independen, walaupun perdagangan kita tidak begitu beragam," ucap Gruzdev menjelaskan.

2. Rusia impor minyak 90 persen dari Indonesia

Russia-Indonesia Business Forum di Jakarta, Senin (14/4/2025). (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Gruzadev mengaku senang bahwa 10 tahun terakhir dapat meningkatkan pasokan gandum di Indonesia secara signifikan. Mereka juga memiliki impor tradisional ke Indonesia, yakni minyak sawit dan minyak kelapa.

"Ini mungkin merupakan bagian dominan dari impor Rusia ke Indonesia," ujar Gruzdev.

"Kami memahami bahwa ini adalah barang-barang penting dari kompleks agroindustri di Indonesia. Saya harus mengatakan bahwa lebih dari 90 persen impor minyak dari Indonesia ke Rusia berasal dari Indonesia," seru Gruzdev.

3. Sejumlah sektor kerja sama yang ingin diperluas

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (pexels.com/Pixabay)

Gruzdev menuturkan, berbagai kerja sama yang memiliki potensi besar dengan Indonesia akan semakin diperluas, termasuk diantaranya teknologi, bahan bakar energi, farmasi, dan juga energi nuklir.

Untuk energi nuklir, Rusia mengikuti rencana pengembangan energi nuklir yang telah diadopsi Indonesia. Gruzdev mengatakan, Rusia adalah salah satu pemimpin di sektor ini.

"Saat ini, lebih dari 20 unit daya dengan total kapasitas 25 gigawatt sedang dibangun di berbagai belahan dunia, seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, serta penerapan teknologi nuklir non-energi, seperti kedokteran nuklir, penyediaan radioisotop, teknologi untuk pengolahan tanaman, peningkatan masa simpan produk pertanian, semua ini dapat ditawarkan oleh industri nuklir kita di Indonesia," serunya.

Ia menegaskan, Rusia siap menawarkan semua yang mereka punya ke Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
Dwi Agustiar
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us