Rusia Mau Parkir Pesawat AU di Papua, Benarkah?

- Rumor Indonesia menerima permintaan resmi dari Rusia untuk menempatkan pesawat Angkatan Udara di fasilitas Papua, membuat geger Australia.
- Pemerintah Australia langsung mencari klarifikasi lebih lanjut dengan Indonesia terkait laporan tersebut.
- Australia dan Indonesia dalam keadaan baik, namun isu ini mendominasi kampanye pemilihan umum di Australia.
Jakarta, IDN Times - Beredar sebuah isu melalui Janes, Indonesia menerima permintaan resmi dari Rusia untuk menempatkan pesawat Angkatan Udara di sebuah fasilitas Papua. Laporan tersebut membuat geger Australia.
Janes mengatakan, ada sumber terpisah dari pemerintah Indonesia yang mengonfirmasi permintaan tersebut. Kabarnya, permintaan itu diterima kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai pertemuan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, Sergei Shoigu pada Februari lalu.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan, pemerintahnya langsung mencari klarifikasi lebih lanjut dengan Indonesia terkait laporan itu.
1. Tak ingin ada pengaruh Rusia di kawasan Pasifik

Albanese mengucapkan, Negeri Kanguru tak ingin melihat pengaruh Rusia.
"Kami jelas tidak ingin melihat pengaruh Rusia di wilayah sekitar," kata Albanese, dikutip dari NBC News, Selasa (15/4/2025).
Laporan tersebut menyebutkan Papua menjadi provinsi yang diincar. Sementara, jarak Papua dengan Kota Darwin hanya sekitar 1.200 kilometer.
Di Darwin, ada tempat pasukan rotasi Korps Marinir AS yang ditempatkan selama enam bulan dalam setahun. Ada juga pangkalan udara Australia yang sedang ditingkatkan untuk menampung pesawat pembom AS di sana.
2. Menhan Australia cari klarifikasi
Albanese menyatakan, Australia langsung mencari klarifikasi lebih lanjut dengan Indonesia. Menurutnya, hubungan Canberra dan Jakarta dalam keadaan sangat baik.
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, telah berbicara dengan mitranya dari Indonesia. Dari hasil komunikasi itu, disebutkan tidak akan ada pesawat angkatan udara Rusia yang bermarkas di Indonesia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Roy Soemirat, mengatakan kementerian belum mendengar laporan tersebut. Kementerian Pertahanan Indonesia dan juru bicara militer tidak segera menanggapi permintaan komentar.
3. Indonesia penting bagi keamanan Australia

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, mengatakan Indonesia sangat penting bagi pihaknya, terutama di bidang keamanan.
"Indonesia sangat penting bagi keamanan Australia dan kedua negara telah mencapai esepakatan kerja sama pertahanan tahun lalu," kata Wong.
Isu ini mendominasi kampanye pemilihan umum di Australia. Pemimpin oposisi Peter Dutton mengatakan, selama kunjungan kampanye, laporan itu mengkhawatirkan dan sedang mencari pengarahan dari pemerintah Australia tentang masalah tersebut.