Rusia Menggila, AS Janji Sediakan Senjata Udara Canggih untuk Ukraina

Tangerang Selatan, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada Selasa (11/10/2022), berjanji akan menyediakan lebih banyak sistem pertahanan udara yang canggih untuk Ukraina. Hal itu diungkap setelah Kiev dihujani oleh rudal Rusia.
“Presiden Biden berjanji untuk terus memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina untuk mempertahankan diri, termasuk sistem pertahanan udara canggih,” ujar pernyataan Gedung Putih.
1. Sistem pertahanan udara dari AS bisa menyerang drone, rudal, dan helikopter

Melansir Al Jazeera, janji tersebut disampaikan Biden ketika berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui panggilan telepon. Sistem pertahanan yang dijanjikan itu mampu untuk menyerang drone, rudal dan helikopter.
Dalam percakapan keduanya, Biden mengatakan bahwa AS dan sekutunya akan terus meminta pertanggungjawaban Rusia atas kejahatan perang.
“AS meminta pertanggungjawaban Rusia atas kejahatan dan kekejaman perangnya, dan memberi Ukraina bantuan keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan,” kata Gedung Putih.
Sejauh ini, AS telah memberikan bantuan keamanan ke Ukraina senilai lebih dari 16,8 miliar dolar AS (sekitar Rp258 triliun), terhitung sejak Rusia melancarkan invasinya pada 24 Februari.
Merespons serangan Rusia, kelompok G7 juga akan menggelar pertemuan darurat untuk membahas dukungan lebih lanjut bagi Ukraina.
2. Sebanyak 84 rudal diluncurkan Rusia ke 10 kota di Ukraina
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan, serangan pada Senin (10/10/2022) telah menargetkan komando militer, fasilitas komunikasi, dan infrastruktur energi milik Ukraina.
Menurut laporan Ukraina, Rusia meluncurkan sebanyak 84 rudal ke 10 kota, namun 56 diantaranya berhasil dicegah oleh pertahanan udara.
Sehari sebelum Ukraina dihantam rudal, terjadi ledakan di jembatan Kerch yang menghubungkan semenanjung Krimea-Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin, menuduh Kiev mendalangi serangan tersebut.
“Rusia berusaha untuk membanjiri pertahanan udara Ukraina, itu adalah sesuatu yang telah mereka coba selama konflik, tetapi tidak pernah dalam skala ini,” kata Justin Crump, kepala eksekutif konsultan keamanan Sibylline, dikutip dari BBC.
Zelenskyy akan berbicara dengan para pemimpin G7 melalui pertemuan virtual pada Selasa. Analis menilai bahwa Pemimpin Ukraina itu akan meminta lebih banyak sistem pertahanan udara, demi perlindungan yang lebih kuat terhadap serangan Rusia.
Diskusi para pemimpin G7 itu merupakan pertama kalinya sejak Kiev melancarkan serangan balik di Ukraina timur dan Selatan, hingga berhasil mengusir pasukan Rusia dari wilayah tersebut.
3. Inggris desak G7 tetap memberikan dukungan penuh kepada Ukraina

Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, mendesak para pemimpin G7 untuk tetap memberi dukungannya kepada Ukraina.
“Dukungan internasional yang luar biasa untuk perjuangan Ukraina sangat bertentangan dengan isolasi Rusia di panggung internasional, keberanian mereka dalam menghadapi tindakan kekerasan paling brutal telah membuat orang-orang Ukraina dikagumi secara global,” ujar Truss.
“Tidak ada yang menginginkan perdamaian lebih dari Ukraina. Dan untuk bagian kita, kita tidak boleh goyah sedikitpun dalam tekad kita untuk membantu mereka memenangkannya,” tambah dia.
Anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada akhir pekan ini juga akan bertemu di Brussel. The Ukraine Defence Contact Group, yang terdiri dari hampir 50 negara, juga diperkirakan akan mengadakan pertemuan minggu ini.