Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Pantau Pekerja Migran Pakai Aplikasi Pelacak

Bendera Rusia. (pixabay.com/michel_van_der_vegt)
Bendera Rusia. (pixabay.com/michel_van_der_vegt)
Intinya sih...
  • Sistem pemantau digital untuk pekerja migran pecahan Uni Soviet
  • Kebijakan diduga untuk memaksa pekerja migran mendaftar militer Rusia
  • Rusia wajibkan semua ponsel di Rusia memiliki aplikasi Max
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Rusia memperkenalkan sistem pemantau digital baru untuk melacak keberadaan pekerja migran di negaranya pada Senin (1/9/2025). Sistem pengintai tersebut menggunakan aplikasi bernama Amina. 

“Program ini sudah diuji coba di Moskow dan sekitarnya selama 4 tahun terakhir. Moskow dijadikan lokasi uji coba karena menjadi tujuan utama pekerja migran dari berbagai negara,” terangnya, dikutip dari United24

Dalam setahun tahun terakhir, Rusia terus meningkatkan pengetatan migrasi. Langkah ini untuk menghindari insiden terorisme seperti yang terjadi di Crocus City Hall pada Maret 2024. 

1. Sistem pemantau ditujukan bagi pekerja migran asal negara pecahan Uni Soviet

Bendera Rusia. (pixabay.com/fotiniya)
Bendera Rusia. (pixabay.com/fotiniya)

Kebijakan ini merupakan inisiatif dari Parlemen Rusia pada Mei lalu. Penerapan sistem pemantau digital ini diklaim mampu melacak dengan cepat pekerja migran yang melanggar hukum. 

Seluruh warga negara pecahan Uni Soviet diharuskan menginstal dan mendaftar aplikasi Amina. Negara-negara tersebut termasuk Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Tajikistan, Ukraina, dan Uzbekistan. Sementara, penduduk Belarus tidak diwajibkan mendaftar aplikasi Amina. 

Keberadaan aplikasi ini akan melacak keberadaan seseorang secara real time yang dipantau oleh polisi. Ketika mendaftar aplikasi tersebut, pengguna diwajibkan mengisi data biometrik. 

2. Diduga untuk memaksa pekerja migran mendaftar militer Rusia

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Salah satu pakar migrasi melihat bahwa kebijakan terbaru ini sebagai bagian untuk menekan pekerja migran agar setuju bergabung dalam militer Rusia dalam melawan Ukraina. 

“Sejak dimulainya perang di Ukraina, Rusia sudah meresmikan sejumlah hukum anti-migran. Saya percaya bahwa ini didesain secara spesifik untuk memaksa imigran bergabung dalam tentara Rusia. Kebijakan ini sengaja agar mereka tidak memiliki opsi lain,” terangnya. 

Dilansir BNE Intellinews, pekerja migran di Rusia memiliki reaksi yang berbeda-beda terkait kebijakan baru ini. Sejumlah orang khawatir saat pergi ke luar kota dan sejumlah orang lainnya masih menunggu kabar lanjutan.

3. Rusia wajibkan semua ponsel di Rusia memiliki aplikasi Max

Pada akhir Agustus, Rusia mengharuskan semua ponsel yang dijual di negaranya sudah terinstal aplikasi Max mulai 1 September 2025. Aplikasi tersebut digunakan untuk menggantikan aplikasi pesan singkat populer, seperti WhatsApp dan Telegram. 

Namun, Max disebut sebagai langkah Rusia untuk memperluas kontrol di ruang internet. Aplikasi tersebut akan terintegrasi dengan layanan dari pemerintah Rusia untuk mengurus sejumlah dokumen, dilansir dari TVP World

Tak hanya itu, Rusia juga mengharuskan adanya aplikasi store domestik, RuStore terinstal di ponsel dan tablet yang dijual di negaranya. Bahkan, Moskow mengharuskan adanya aplikasi televisi Rusia, LIME HD TV di semua ponsel yang dijual. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us