Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Perintahkan Penangkapan Janda Pemimpin Oposisi Navalny

Bendera Rusia. (Pixabay.com/betexion)
Intinya sih...
  • Pengadilan di Moskow, Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Yulia Navalnaya, janda dari pemimpin oposisi Alexei Navalny.
  • Navalnaya menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas kematian suaminya dan siap melanjutkan perlawanan terhadap pemerintahan Putin.
  • Surat perintah penangkapan ini mungkin terkait dengan larangan tiga organisasi terkait dengan Navalny yang diberi label "ekstremis" oleh pengadilan Moskow pada Juni 2021.

Jakarta, IDN Times - Pengadilan di Moskow, Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Yulia Navalnaya, janda dari pemimpin oposisi Alexei Navalny pada Selasa (9/7/2024). Permintaan penahanan itu selama dua bulan dengan tuduhan keterlibatan dalam kelompok ekstremis.

Surat perintah penangkapan ini dikeluarkan lima bulan setelah kematian Navalny di dalam penjara. Navalnaya menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas kematian suaminya.

1. Tuduhan tampaknya terkait organisasi Navalny

Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Dilansir BBC, pengadilan mendakwa Navalnaya secara in absentia dan mengatakan terdakwa harus ditahan dan dinyatakan sebagai orang yang dicari. Keputusan itu berarti dia akan menghadapi penangkapan jika kembali ke Rusia.

Tuduhan tersebut mungkin terkait dengan putusan pengadilan Moskow pada Juni tahun 2021, yang melarang tiga organisasi terkait dengan Navalny dan melabeli mereka sebagai "ekstremis". Di negara tersebut label “ekstremis” secara rutin diterapkan kepada kelompok sipil pembangkang atau independen oleh pengadilan, yang biasanya melaksanakan keinginan Kremlin dalam kasus politik.

"Ketika kamu menulis tentang ini, jangan lupa untuk menulis hal utama: Vladimir Putin adalah seorang pembunuh dan penjahat perang. Tempatnya ada di penjara, dan bukan di suatu tempat di Den Haag, di sel yang nyaman dengan TV, tapi di Rusia, di koloni yang sama dan sel berukuran dua kali tiga meter yang sama tempat dia membunuh Alexei," kata Navalnaya menanggapi surat perintah penangkapan tersebut.

2. Melanjutkan perlawanan terhadap Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Twitter.com/President of Russia)

Dilansir The Guardian, tiga hari setelah kematian suaminya dalam tahanan, Navalnaya mengambil alih peran kepemimpinannya. Dia telah menyiarkan pesan video berdurasi sembilan menit yang berisi janji untuk melanjutkan perlawanannya terhadap pemerintahan Putin.

“Saya akan melanjutkan pekerjaan Alexei Navalny. Saya ingin hidup di Rusia yang bebas, saya ingin membangun Rusia yang bebas. Saya meminta kamu untuk berdiri bersama saya. Untuk berbagi bukan hanya kesedihan dan rasa sakit yang tak berujung. Saya meminta kamu untuk berbagi kemarahan dengan saya. Amarah, kemarahan, kebencian terhadap mereka yang berani menghancurkan masa depan kita," katanya.

Sejak mengambil alih kepemimpinan oposisi pada bulan Februari, Navalnaya telah bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Minggu lalu, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di AS, Yayasan Hak Asasi Manusia menunjuknya sebagai ketua, dan ia mengatakan akan menggunakan posisi itu untuk meningkatkan perjuangan melawan Putin.

Ketika pemilu pada bulan Maret tahun ini, dia menyerukan protes massal terhadap Putin dengan membentuk antrean panjang di tengah hari, membanjiri tempat pemungutan suara dalam kampanye yang kemudian dikenal sebagai "siang hari melawan Putin”.

3. Kematian Navalny saat dalam penjara

Ilustrasi penjara. (Unsplash.com/Matthew Ansley)

Navalny, pemimpin oposisi yang paling keras menentang Putin meninggal di penjara Lingkaran Arktik, ia saat itu sedang menjalani hukuman penjara 19 tahun. Pihak berwenang menyebut kematiannya karena sebab alamiah.

Navalnaya menuduh pemerintah Rusia membunuh suaminya dengan racun saraf novichok dan menyembunyikan jasadnya, memblokir akses hingga jejak racunnya hilang.

Politisi itu jatuh sakit pada Agustus tahun 2020, ketika dalam penerbangan domestik Rusia akibat racun saraf Novichok. Dia kemudian menjalani perawatan medis di Jerman, dan kembali ke Rusia pada 17 Januari tahun 2021, tapi langsung ditahan saat mendarat di Moskow.

Pada hari Selasa, keluarga Vladimir Kara-Murza, kritikus utama Putin lainnya, mengatakan bahwa kabarnya saat ini tidak diketahui. Pendukungnya mengatakan Kara-Murza memiliki masalah komplikasi akibat keracunan dam terakhir kali bertemu pengacaranya pada 2 Juli. Ada laporan ia telah dipindahkan ke rumah sakit penjara pada 4 Juli, tapi sejak itu ditahan tanpa akses komunikasi.

“Setelah pembunuhan Alexei Navalny di tahanan kini muncul kekhawatiran nyawa Kara-Murza dalam bahaya,” kata yayasan Free Russia.

Kara-Murza menjalani hukuman penjara 25 tahun atas tuduhan pengkhianatan dan tuduhan lain yang menurutnya dimotivasi oleh kritiknya terhadap Putin. Beberapa hari setelah kematian Navalny, wartawan memperingatkan Kara-Murza bisa mengalami hal serupa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us