Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rwanda Tolak Tudingan Burundi soal Serangan di Negaranya

Presiden Rwanda, Paul Kagame. (twitter.com/UrugwiroVillage)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Rwanda, pada Minggu (12/5/2024), membantah tudingan dari Burundi terkait keterlibatannya dalam serangan granat di Bujumbura. Kigali juga menampik memiliki hubungan dengan kelompok pemberontak RED-Tabara yang diklaim melancarkan serangan kali ini. 

Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Rwanda-Burundi terus menegang di tengah dugaan dukungan Kigali terhadap pemberontak RED-Tabara. Alhasil, Burundi sudah menutup perbatasan dan ikut mendukung Republik Demokratik Kongo dari dugaan intervensi Rwanda. 

1. Rwanda minta tidak diseret dalam urusan domestik Burundi

Juru bicara pemerintah Rwanda, Yolande Makolo, menyebut negaranya tidak memiliki kaitan apapun terhadap serangan di Bujumbura. Ia mendesak agar Burundi segera menyelesaikan urusan di dalam negaranya. 

"Kami sama sekali tidak memiliki hubungan dengan serangan ini. Burundi memiliki masalah dengan Rwanda, tapi kami tidak memiliki masalah dengan Burundi, terutama berkaitan dengan aksi terorisme," ungkap Makolo, dikutip News24.

"Kami menyerukan kepada Burundi untuk menyelesaikan seluruh masalah di dalam negaranya tanpa melibatkan Rwanda ke dalam masalah kekerasan," tambahnya. 

Di sisi lain, kelompok RED-Tabara juga menampik tudingan terlibat dalam aksi kekerasan tersebut. Pemberontak itu menuding pemerintah Burundi sengaja melempar kesalahan tanpa memberikan bukti investigasi. 

2. Burundi tuding Rwanda mempersenjatai RED-Tabara

Pada Sabtu (11/5/2024), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Burundi mengungkapkan, RED-Tabara yang didukung oleh Rwanda bertanggung jawab atas serangan teroris di Bujumbura. 

"Teroris ini (RED-Tabara) direkrut dan dilatih, bahkan dipersenjatai oleh Rwanda. Kami menginstruksikan kepada warga untuk tetap berhati-hati ketika berada di tempat umum dan menghindari orang yang mencurigakan," terangnya, dilansir RFI.

Otoritas Burundi juga mengungkapkan bahwa insiden serangan granat di Bujumbura ini telah mengakibatkan 38 orang terluka. Pihaknya mengklaim bahwa kelompok pemberontak RED-Tabara berniat merusak stabilitas negara melalui bantuan Rwanda. 

"Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, sebanyak 38 orang mengalami luka serius dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit," kata juru bicara Kemendagri Burundi Pierre Nkurikiye. 

3. RED-Tabara diduga dalang aksi kekerasan di Burundi

RED-Tabara disebut sebagai dalang di balik serangkaian kasus kekerasan dan terorisme di Burundi sejak 2015. Kelompok pemberontak yang dibentuk pada 2011 itu disebut aktif melancarkan serangan sejak September 2021. 

Dilansir TV5Monde, salah satu serangan paling berbahaya yang diklaim dilakukan RED-Tabara adalah serangan di Bandara Bujumbura. Pada Januari lalu, kelompok itu diklaim sudah membunuh 20 orang, termasuk anak-anak dan perempuan. 

Insiden tersebut akhirnya membuat pemerintah Burundi secara sepihak menutup kembali perbatasan dengan Rwanda pada Januari 2024. Sebelumnya, perbatasan kedua negara sudah ditutup selama 7 tahun, mulai 2015-2022. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us