Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sandera Israel Memohon Pembebasan dalam Video Baru yang Dirilis Hamas

ilustrasi sejumlah senjata (unsplash.com/Thomas Tucker)

Jakarta, IDN Times - Sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, merilis video yang memperliahatkan seorang sandera yang berada di Gaza pada Sabtu (19/4/2025). Sandera tersebut diidentifikasi sebagai Elkana Bohbot, yang diculik dari festival musik dalam serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023.

Dalam video tersebut, Bohbot yang tampak putus asa tampak berbicara dengan keluarganya melalui telepon, menginformasikan istri dan putranya bahwa ia bermimpi untuk pulang ke rumah mereka. Ia juga meminta saudara laki-lakinya, Uriel, untuk pergi ke Gedung Putih dan meminta Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk mengupayakan pembebasannya.

“Terus lakukan segalanya untukku!” katanya, seraya menambahkan bahwa dirinya telah memohon kepada pemerintah Israel dan pihak lainnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi kesehatannya kurang baik, dan khawatir akan meninggal dalam penahanan.

1. Keluarga khawatir dengan kesehatan fisik dan mental Bohbot

Ini adalah video ketiga Bohbot, seorang warga Kolombia-Israel, yang dirilis oleh Hamas sejak 24 Maret 2025. Dalam video pertama, pria berusia 36 tahun itu bersama sandera lainnya, Yosef-Chaim Ohanahei, mengkritik Israel karena mengakhiri gencatan senjata dengan meluncurkan gelombang serangan udara baru di Gaza. Mereka mengaku hampir terbunuh akibat serangan Israel.

Dilansir dari The Times of Israel, keluarga Bohbot mengungkapkan bahwa mereka sangat terkejut dan terpukul usai melihat video terbarunya.

"Kami sangat khawatir dengan kondisi fisik dan mental Elkana, semua orang dapat melihatnya. Berapa lama lagi dia harus menunggu dan 'tetap kuat'?" kata mereka, seraya menuntut pemerintah untuk segera membebaskan seluruh sandera.

Bohbot termasuk di antara 24 sandera yang diyakini masih hidup di Gaza. Ia dijadwalkan akan dibebaskan dalam tahap kedua gencatan senjata yang disepakati pada Januari 2025. Namun, gencatan senjata tersebut runtuh setelah Israel melanjutkan serangan militer ke Gaza pada 18 Maret. Lebih dari 51 ribu warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel di wilayah tersebut sejak Oktober 2023.

2. Netanyahu bertekad untuk lanjutkan perang

Pemimpin Hamas, Khalil Al-Hayya, telah menyatakan bahwa bahwa kelompoknya bersedia bersedia menukar seluruh sandera yang tersisa dengan tahanan Palestina di Israel, dengan imbalan penghentian perang dan rekonstruksi Gaza.

Ia menolak tawaran Israel sebelumnya, yang menuntut agar Hamas meletakkan senjata. Ia menyebut syarat itu mustahil untuk dipenuhi.

Israel belum memberikan tanggapan resmi terhadap komentar al-Hayya, namun para menteri Israel telah berulang kali menyatakan bahwa senjata Hamas harus dilucuti sepenuhnya, dan kelompok tersebut tidak boleh memerintah Gaza di masa depan

Sementara itu, pada Sabtu, Netanyahu mengatakan bahwa ia yakin mereka dapat membawa pulang sandera tanpa harus menuruti tuntutan Hamas. Ia menyebut kampanye militer di Gaza saat ini berada pada tahap krusial, dilansir dari France24.

3. Nasib sandera Israel-AS tidak diketahui usai serangan Israel

Brigade al-Qassam, pada Sabtu, juga mengumumkan bahwa nasib sandera Israel-AS, Edan Alexander, kini tidak diketahui usai salah satu penjaganya ditemukan tewas akibat serangan Israel. Pekan lalu, kelompok tersebut mengaku telah kehilangan kontak dengan anggota mereka yang menahan Alexander, setelah militer Israel menyerang lokasi mereka.

“Nasib tahanan dan para penjaga lainnya masih belum diketahui. Kami berusaha melindungi semua sandera dan menjaga keselamatan mereka, namun nyawa mereka terancam akibat pengeboman kriminal yang dilakukan tentara musuh,” kata juru bicara Brigade al-Qassam, Abu Ubaida, dikutip dari CNA.

Alexander diyakini sebagai sandera terakhir asal AS yang masih hidup di Gaza. Bulan lalu, utusan Presiden Trump, Steve Witkoff, mengatakan bahwa pembebasan pemuda berusia 21 tahun asal New Jersey itu merupakan prioritas utama bagi Washington.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us