Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Semakin Dipojokkan Barat, Rusia Kian Mesra dengan China

ilustrasi bendera Rusia (Unsplash.com/Egor Filin)

Jakarta, IDN Times - Rusia semakin dekat dengan China ketika perang di Ukraina tidak jelas kapan selesai. Dewan Keamanan Rusia pada Senin (19/9/2022) mengatakan bahwa Moskow-Beijing sepakat menjalin kerja sama militer lebih lanjut.

Nikolai Patrushev, yang menjabat sebagai Sekretaris Dewan Kemanan Rusia, sedang mengunjungi China. Dia mengatakan bahwa memperdalam kemitraan strategis bilateral telah mendapat dukungan luas dari rakyat kedua negara.

1. Kerja sama militer tingkat lanjut Rusia-China

Bendera China (Pixabay.com/glaborde7)

Sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin condong ke arah China. Ini karena sanksi Barat yang bertubi-tubi telah merusak hubungan Rusia dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu Eropa.

Terkait hubungan Moskow-Beijing, Dewan Keamanan Rusia mengklaim telah menyetujui kerja sama militer lebih lanjut. Mereka juga mengatakan akan fokus pada latihan dan kontak para senior, kutip Reuters.

"Para pihak menyetujui kerja sama militer lebih lanjut dengan fokus pada latihan bersama dan patroli, serta memperkuat kontak antara staf umum (masing-masing)," kata badan keamanan Rusia.

2. Kemitraan diklaim mendapat dukungan dari rakyat kedua negara

Nikolai Patrushev, sekutu dekat Putin yang menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, bertemu dengan diplomat China Yang Jiechi di Nanping.

Mereka berdua membahas rencana implementasi kesepakatan yang dicapai Putin dan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan di Samarkand dalam konferensi tingkat tinggi SCO (Shanghai Cooperation Organisation) beberapa hari lalu.

"Mengembangkan kemitraan strategis dengan China adalah prioritas tanpa syarat dari kebijakan luar negeri Rusia, yang mendapat dukungan luas dari rakyat kedua negara, didasarkan pada rasa saling percaya yang mendalam, dan oleh karena itu tidak tunduk pada pengaruh eksternal," kata Patrushev.

3. Membantu Rusia adalah kesalahan besar, kata Biden

Presiden AS, Joe Biden (Twitter.com/President Biden)

Sejauh ini, China belum memberikan komentar tentang klaim sepihak yang telah diumumkan oleh Rusia. Namun, di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mewanti-wanti China untuk tidak membantu Rusia.

"Jika Anda (Xi Jinping) berpikir bahwa orang Amerika dan lainnya akan terus berinvestasi di China berdasarkan pelanggaran Anda terhadap sanksi yang telah dijatuhkan pada Rusia, saya pikir Anda membuat kesalahan besar," kata Biden dalam sebuah wawancara, dikutip dari Al Jazeera.

Biden menjelaskan bahwa pernyataan yang dia keluarkan bukan bertujuan untuk memberikan ancaman. Namun, Biden ingin agar Presiden China tidak mengabaikan sanksi Barat.

"Sejauh ini, tidak ada indikasi mereka telah mengirimkan senjata atau hal-hal lain yang diinginkan Rusia," kata Biden.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us