Serbia Perkuat Hubungan Keamanan dengan Rusia

Jakarta, IDN Times - Wakil Perdana Menteri (PM) Serbia Aleksandar Vulin, pada Selasa (11/6/2024), mengungkapkan bahwa hubungan baik Rusia-Serbia penting. Ia pun menyerukan peningkatan kerja sama di bidang keamanan di tengah ancaman kelompok kriminal terorganisir.
Di tengah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina, Serbia terus menempatkan diri sebagai negara netral. Belgrade menolak memberikan sanksi kepada Rusia, tapi masih berkeinginan untuk menjadi bagian dari Uni Eropa (UE).
1. Kecam upaya mengeluarkan Rusia dari Interpol

Vulin mengapresiasi hubungan baik Rusia-Serbia ketika bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Rusia Vladimir Kolokoltsev. Ia juga berterima kasih atas dukungan Rusia selama ini di kancah internasional terhadap Serbia, terutama dalam bidang keamanan.
"Terdapat upaya untuk membatasi partisipasi Rusia dalam organisasi kepolisian internasional, termasuk adanya langkah dalam mengeluarkan Moskow dari Interpol," ungkap Kolokoltsev, dikutip The Moscow Times.
Sementara itu, Vulin mengatakan upaya dalam melawan kelompok kriminal terorganisir tidak akan dapat tercapai tanpa bantuan Rusia.
"Kebijakan yang diterapkan kepada Moskow telah merusak kepentingan utama dalam melawan kriminal dan mengurangi efektivitas perlawanan terhadap kelompok kriminal terorganisir transnasional," ujar Vulin.
2. Vucevic klaim Rusia adalah sekutu terdekat Serbia

PM Serbia Milos Vucevic menyatakan, Rusia merupakan sekutu dekat yang didasarkan pada kesamaan sejarah dan tujuan. Ia menyebut hubungan kedua negara tidak dapat dipisahkan.
"Saya percaya bahwa Serbia-Rusia adalah sekutu tradisional yang didasarkan pada hubungan sejarah dan sebuah tujuan bersama dalam mempertahankan hukum, kebebasan, kemerdekaan, dan kedaulatan dari seluruh negara," terangnya, dikutip N1.
Vucevic mengungkapkan bahwa hubungan ini tidak dapat dinilai hanya sebatas seseorang dengan seseorang, tapi ini sesuai dengan kepentingan politik dan ekonomi Serbia.
"Hanya karena seseorang terlibat konflik dengan sebuah negara ketiga atau keempat, kami menghargai semua pihak yang terlibat, tapi mereka juga harus menghargai kami. Kami ingin bekerja sama dengan berbagai negara sesuai dengan kepentingan kedua negara," ujarnya.
3. Mantan petinggi NATO sebut Serbia berperan sebagai agen Rusia
Mantan Jenderal AS, Wesley Clark, mengatakan bahwa Serbia dan Kosovo tetap ada di persimpangan kepentingan berbagai pihak, terutama Rusia. Ia melihat Serbia sebagai magnet untuk menggerakkan ambisi imperialis Rusia di Eropa.
"Serbia tidak menginginkan perdamaian dan Kosovo tidak bersedia menyerahkan begitu saja kemerdekaannya. Saya memperingatkan tidak ada stabilitas antara Kosovo dan Serbia hingga Moskow menarik ambisi imperialismenya," ungkapnya, dilansir RFE/RL.
"Serbia saat ini berperan sebagai agen infeksi di kawasannya. Ia berfungsi untuk menginfeksi negara-negara lain di Balkan Barat, seperti Makedonia Utara, Montenegro, dan lainnya. Saya mengingatkan risiko munculnya kekerasan di Balkan Barat," tambahnya.