Setelah Jurnalisnya Dipenjara, Polandia Tutup Perbatasan Belarus

Jakarta, IDN Times - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Polandia, pada Kamis (9/2/2023), mengumumkan penutupan pintu perbatasan Belarus hingga waktu yang tidak ditentukan. Keputusan ini didasari memburuknya hubungan kedua negara setelah seorang jurnalis asal Polandia dipenjara.
Peristiwa ini merupakan kelanjutan dari rentetan tensi antara Belarus-Polandia yang menyulut ketegangan kedua negara. Bahkan, beberapa bulan terakhir tensi kedua negara memanas karena Belarus menuding NATO menumpuk pasukannya di Polandia yang mengancam keamanannya.
1. Polandia tutup perbatasan Bobrowniki dengan alasan keamanan
Kemendagri Polandia mengungkapkan, penutupan perbatasan Belarus dimulai pada Jumat (10/2/2023). Pemerintah setempat menyebut bahwa penutupan ini didasari kepentingan pengamanan negara.
"Karena kepentingan keamanan negara, saya memutuskan menangguhkan pintu perbatasan Belarus sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Penutupan ini berlaku mulai 10 Februari pada pukul 24.00 di pintu perbatasan Bobrowniki," ungkap Mendagri Mariusz Kaminski, dikutip Politico.
Meski sudah diumumkan, pemerintah Polandia tidak memberikan alasan penutupan perbatasan ini secara mendetail. Sementara, pintu perbatasan Bobrowniki merupakan 1 dari 6 pintu perbatasan yang menghubungkan Polandia dan Belarus.
Selain itu, otoritas Polandia juga mempersiapkan peningkatan daftar orang yang masuk dalam sanksi negaranya. Pasalnya, terdapat beberapa orang yang diduga punya hubungan dengan rezim Alexander Lukashenko di Belarus.
2. Dihukum atas kasus penghinaan kepada pemerintah
Penutupan ini ditetapkan setelah aktivis dan jurnalis, Andrzej Poczobut, dijatuhi hukuman pada Rabu (8/2/2023). Jurnalis dari etnis Polandia tersebut dihukum 8 tahun penjara oleh pengadilan Minsk lewat persidangan tertutup.
Poczobut dihukum atas kasus pengrusakan keamanan nasional dan menyebarkan material yang menyulut kebencian kepada pemerintah Belarus. Aktivis berusia 49 tahun itu sudah ditangkap sejak Maret 2021 di tengah panasnya tensi Polandia-Belarus akibat gelombang protes di Minsk, dilaporkan RFE/RL.
Sementara, Polandia menganggap bahwa keputusan ini dilandasi motivasi politik dan bentuk diskriminasi kepada warga minoritas Polandia di Belarus. Menurut data sensus Belarus, terdapat 300 ribu penduduk etnis Polandia di Belarus.
Namun, Polandia mengklaim bahwa terdapat sekitar 1,1 juta penduduk etnis Polandia di Belarus. Relasi kedua negara terus memanas selama bertahun-tahun akibat dugaan perlakuan buruk otoritas Belarus kepada minoritas Polandia.
3. Belarus kritik keras penutupan perbatasan Bobrowniki
Keputusan Polandia ini menyulut kemarahan Belarus. Pihaknya menyebut bahwa aksi Polandia menyebabkan kolapsnya transportasi di perbatasan kedua negara. Belarus juga menegaskan bahwa tidak ada ancaman dari negaranya.
"Sejak 2020, otoritas Polandia menutup saluran komunikasi dengan berbagai macam alasan. Akibatnya, hanya 3 dari 6 pintu perbatasan yang masih beroperasi dan berdampak pada lalu lintas perbatasan kedua negara," tutur otoritas Belarus, dilansir Belta.
Belarus menyebut bahwa keputusan ini akan memperburuk situasi di perbatasan akibat penambahan pintu perbatasan yang ditutup.
"Keputusan otoritas Polandia untuk menutup satu pintu lagi ini bertujuan memperburuk situasi di perbatasan. Ini juga bertujuan menghalangi perjalanan warga kedua negara daripada memastikan keamanan negaranya," kata Belarus.