Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siprus Bakal Kirim Kapal Bantuan Lagi ke Gaza

Kapal Open Arms yang berlayar dari Siprus ke Gaza membawa 200 ton bantuan kemanusiaan. (dok. X @openarms_fund)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Siprus Constantinos Kombos mengatakan bahwa pengiriman kedua kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza dari Siprus akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

“Pengiriman kapal kedua sedang dalam proses,” kata Kombos, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (14/3/2024).

“Intinya adalah kami mencoba memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada orang-orang di Gaza di dalam situasi yang mengerikan ini,” lanjut dia.

1. Butuh koalisi untuk pengiriman bantuan

Meski demikian, Kombos mengungkapkan bahwa Siprus juga membutuhkan koalisi untuk memperlancar pengiriman bantuan ini.

“Anda tidak bisa melakukan sendiri. Kita memerlukan koalisi yang terdiri dari para partisipan yang bersedia, dan hal ini telah matang dalam dua hingga tiga pekan terakhir, hingga mencapai titik di mana koalisi tersebut telah berkembang dengan sangat pesat,” tutur dia.

Koordinasi Siprus ini juga dilakukan bersama Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Emirat Arab, dan perwakilan Komisi Eropa.

2. Kapal pertama berangkat 12 Maret kemarin

Sebuah kapal yang membawa hampir 200 ton berbagai jenis bantuan untuk Gaza mulai meninggalkan Siprus pada hari ini. Kapal milik Open Arms ini keluar dari Pelabuhan Larnaca, Siprus.

Misi kemanusiaan via laut ini didanai Uni Emirat Arab bekerja sama dengan World Central Kitchen (WCK). Kapal Open Arms merupakan milik salah satu badan amal asal Spanyol.

Kapal ini berisi tepung, beras, dan berbagai macam protein. Perjalanan dari Siprus ke Gaza memakan sekitar waktu 15 jam, tetapi karena adanya tongkang derek yang berat bisa membuat perjalanan lebih lama hingga mencapai dua hari.

 

3. Sulitnya bantuan masuk ke Gaza

Open Arms merupakan kapal pertama yang berlayar langsung ke Gaza. Selama ini, bantuan kemanusiaan dari darat selalu diblokade Israel.

Akibatnya, sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Yordania terpaksa mengambil jalur udara untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Mereka menyalurkan paket bantuan menggunakan parasut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us