Sjafrie Terima Kunjungan Menhan Singapura, Singgung Relasi di ASEAN

- Menhan Sjafrie ingatkan perdamaian juga harus siap diperjuangkan lewat peperangan.
- Indonesia perluas area latihan bersama dengan negara lain.
- Menhan Sjafrie berikan cenderamata pedang perwira TNI Angkatan Darat.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin pada Selasa (5/8/2025) menerima kunjungan dari Menhan Singapura, Chan Chun Sing di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat. Dua poin disinggung oleh kedua Menhan yakni cara untuk mempererat kerjasama militer dan pertahanan serta relasi di antara negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Pertemuan kedua menhan berlangsung hangat karena Sjafrie dan Chan merupakan teman lama.
"Pak Chan Chun Sing pernah menjadi atase darat di Kedutaan Singapura di Jakarta. Saya waktu itu (masih menjabat) Kapuspen TNI. Jadi, sama-sama teman lah ini. Nah, dia sekarang kembali lagi dan sudah menjadi Menteri Pertahanan. Ibaratnya ini kembali ke rumah lama," ujar Sjafrie.
Purnawirawan jenderal di TNI Angkatan Darat (AD) itu menyebut kedua menhan mencari cara untuk terus memperkuat kerjasama militer dan pertahanan kedua negara. "Selain itu, kami juga membahas sebagai negara yang bertetangga, kita mesti rukun. Gak boleh negara yang bertetangga itu ribut. Harus rukun, kita menghindari konflik," tuturnya.
Pernyataan Sjafrie itu seolah merujuk ke peperangan terbuka yang terjadi antara Thailand dan Kamboja. Berdasarkan data yang dilansir oleh Thai Enquirer, jumlah korban jiwa yang meninggal akibat perang tersebut sudah mencapai 35 orang.
Sjafrie dan Chan pun sepakat bila terjadi konflik maka militer negara-negara di kawasan Asia Tenggara dapat menggunakan mekanisme pertemuan ASEAN Defence Minister Meeting. "Jadi, kita setiap ada apa-apa, kami berembuk," katanya.
1. Menhan Sjafrie ingatkan perdamaian juga harus siap diperjuangkan lewat peperangan

Lebih lanjut, Sjafrie juga mengingatkan sebagai negara berdaulat, maka negara manapun akan menerapkan prinsip 'si vis pacem, para bellum'. Artinya, untuk meraih perdamaian ada kalanya harus ditempuh lewat jalur peperangan.
"Kalau mau damai harus siap untuk berperang. Itu semua negara begitu (memegang prinsip itu)," ujar Sjafrie.
Meski begitu, bukan berarti Indonesia atau negara-negara lain di kawasan ASEAN berambisi untuk melakukan perang terbuka. "Kita punya ambisi untuk mempertahankan kedaulatan kita agar Bangsa Indonesia bisa aman dan nyaman di negaranya," tutur dia.
2. Indonesia perluas area latihan bersama dengan negara lain

Sementara, terkait kerja sama pelatihan militer dalam kerangka Defence Cooperation Agreement (DCA) Indonesia-Singapura, Sjafrie mengatakan area pelatihan justru tengah diperluas. DCA yang diteken pada 2022 lalu itu sempat menjadi polemik lantaran ditautkan dengan perjanjian ekstradisi dan kendali ruang udara (FIR) di Kepulauan Riau.
Salah satu poin yang diatur di dalam perjanjian tersebut yakni Indonesia membolehkan Singapura menggunakan teritori di Tanah Air untuk melakukan latihan militer. DCA sempat diteken pada 2003 lalu tapi tidak diratifikasi oleh parlemen.
“Justru sekarang training area itu kita perbanyak. Bukan hanya kita tingkatkan, tapi kami kembangkan. Jadi training area, tidak hanya untuk Singapura, untuk negara-negara tetangga. Itu sekarang kita ada di barat dan sekarang kita bikin lagi di timur, di Morotai," katanya.
3. Menhan Sjafrie berikan cenderamata pedang perwira TNI Angkatan Darat

Sementara, di penghujung pertemuan, Sjafrie memberikan cenderamata berupa pedang yang dipakai oleh para perwira TNI Angkatan Darat (AD). Hal itu lantaran Chan Chun Sing pernah menjabat kepala angkatan darat Negeri Singa.
"Di dalam boks merah, itu berisi pedang perwira angkatan darat karena dia kan bekas KSAD. Jadi, kalau sudah menjadi perwira senior, kami berikan pedang perwira. Kalau dia berasal dari (matra) laut maka kami kasih pedang Angkatan Laut," tuturnya.