Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Suriah Tolak Intervensi Asing untuk Atasi Konfliknya

warga Suriah yang merayakan jatuhnya rezim Bashar al-Assad (unsplash.com/Shvan Harki)
Intinya sih...
  • Suriah menolak intervensi asing dalam masalah internal negara setelah Israel melancarkan serangan udara di dekat Damaskus.
  • Israel mengklaim serangan terhadap kelompok ekstremis yang menyerang anggota komunitas Druze di Suriah, tiga warga Druze dievakuasi ke Israel untuk perawatan medis.
  • Bentrokan mematikan antara pendukung pemerintah Suriah dan anggota Dewan Militer Druze menyebabkan 16 petugas keamanan dan 6 orang bersenjata tewas.

Jakarta, IDN Times - Suriah mengatakan bahwa pihaknya menolak segala bentuk intervensi asing dalam masalah yang terjadi di negaranya. Hal ini terjadi setelah Israel melancarkan serangan udara ke sebuah kota dekat Damaskus, di mana pemerintah dan beberapa kelompok lainnya terlibat dalam bentrokan mematikan, pada Rabu (30/4/2025).

Dilansir dari Al Jazeera, sumber Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan bahwa sedikitnya empat serangan udara Israel menargetkan personel keamanan di kota Ashrafieh Sahnaya, yang mayoritas dihuni oleh komunitas Druze.

"Suriah menegaskan komitmen teguhnya untuk melindungi seluruh komponen rakyat Suriah, termasuk anak-anak dari komunitas Druze yang terhormat,” kata Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah, dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

1. Puluhan orang tewas akibat bentrokan di Ashrafiyat Sahnaya

Israel mengatakan bahwa mereka melakukan serangan terhadap kelompok ekstremis di Suriah yang menyerang anggota komunitas Druze, sebagai tindak lanjut dari janji mereka untuk melindungi kelompok minoritas tersebut. Pihak militer menyebutkan bahwa tiga warga Druze Suriah telah dievakuasi ke Israel untuk menerima perawatan medis.

Serangan udara tersebut terjadi menyusul bentrokan mematikan antara pendukung pemerintah Suriah dan anggota Dewan Militer Druze. Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sedikitnya 16 petugas keamanan dan 6 enam orang bersenjata dari kelompok Druze tewas pada Rabu. Sebanyak 17 orang lainnya, termasuk 10 petugas keamanan, tewas pada Selasa (29/4/2025)

“Kami sangat panik dan ketakutan karena penembakan tanpa pandang bulu, yang memaksa sebagian besar dari kami untuk tetap bersembunyi di dalam rumah. Kami khawatir pembantaian seperti yang terjadi di wilayah pesisir akan terulang kembali di dekat Sahnaya terhadap komunitas Druze,” kata Elias Hanna, warga yang tinggal di pinggiran Sahnaya.

Sementara itu, direktur keamanan di wilayah pinggiran Damaskus, Hussam al-Tahhan, melaporkan bahwa operasi keamanan telah diluncurkan dan bala bantuan dikirim untuk mengembalikan keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.

2. Israel desak pemerintah baru Suriah untuk lindungi komunitas Druze

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa serangan ke kota Ashrafieh Sahnaya merupakan pesan keras terhadap pemerintah baru Suriah yang dipimpin oleh Presiden sementara Ahmed al-Sharaa.

“Israel mengharapkan mereka bertindak untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap komunitas Druze,” ujarnya.

Kepala staf angkatan bersenjata Israel kemudian memerintahkan militer untuk bersiap menyerang target-target pemerintah Suriah jika komunitas Druze kembali menghadapi kekerasan. Para pemimpin Druze di Suriah sebelumnya telah berulang kali menolak intervensi Israel dan menyatakan kesetiaan mereka terhadap negaranya.

Meski telah menyerukan persatuan nasional dan inklusivitas, penguasa baru Suriah masih kesulitan menjamin keamanan bagi kelompok minoritas di negara tersebut. Konflik serupa juga meletus di Jaramana, sebuah kota di Suriah selatan yang didominasi komunitas Druze, pada Selasa. Sedikitnya 17 orang dilaporkan tewas.

Kekerasan tersebut terjadi setelah beredarnya rekaman suara seorang pria yang menghina Nabi Muhammad SAW, sehingga memicu kemarahan di kalangan kaum Muslim Sunni.  Pemimpin spiritual komunitas Druze di Jaramana mengatakan bahwa rekaman itu direkayasa demi memicu perpecahan di antara sesama warga Suriah, dilansir dari BBC.

3. PBB minta semua pihak untuk menahan diri

Geir Pedersen, utusan khusus PBB untuk Suriah, mengungkapkan keprihatinannya atas kekerasan yang terjadi di negara tersebut, terutama di pinggiran ibu kota Damaskus dan di Homs. Ia menyerukan tindakan segera untuk menjamin perlindungan terhadap warga sipil dan mencegah hasutan yang dapat memicu ketegangan antarkomunitas.

Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa ia sangat khawatir dengan serangan udara Israel di wilayah Suriah, dan meminta semua pihak untuk menahan diri.

Kementerian Luar Negeri Turki juga menuntut agar Israel menghentikan serangan udaranya di Suriah.

“Pada saat yang sensitif bagi Suriah ini, tugas komunitas internasional adalah berkontribusi pada pembentukan keamanan dan stabilitas di Suriah. Mengingat konteks ini, Israel harus mengakhiri serangan udaranya, yang merusak upaya negara tersebut untuk mencapai persatuan dan integritas," kata juru bicara kementerian Oncu Keceli dalam sebuah pernyataan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us