Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Takut Dituntut Kejahatan Perang, Israel Perketat Aturan Media 

Ilustrasi pasukan Israel di jalan-jalan kota Jerusalem. (unsplash.com/Levi Meir Clancy)
Ilustrasi pasukan Israel di jalan-jalan kota Jerusalem. (unsplash.com/Levi Meir Clancy)

Jakarta, IDN Times – Militer Israel memberlakukan aturan baru terhadap kerja-kerja media untuk mengantisipasi peningkatan tuntutan kejahatan terhadap para pasukannya yang bepergian ke luar negeri.

"Ini adalah pedoman baru kami untuk melindungi prajurit kami dan memastikan mereka aman dari jenis insiden yang dilakukan oleh aktivis anti-Israel di seluruh dunia," kata juru bicara militer Israel Nadav Shoshani pada Rabu (8/1/2025), dilansir dari Reuters.

Langkah ini diambil setelah seorang prajurit cadangan Israel yang sedang berlibur di Brasil harus menghadapi penyelidikan kejahatan perang Gaza. Hakim menyetujui tuntutan penyelidikan itu setelah digugat oleh kelompok pro Palestina.

1. Media Israel tak dibolehkan mewawancara pasukan di lapangan langsung

Berdasarkan aturan baru, media yang mewawancarai prajurit berpangkat kolonel ke bawah tidak akan diperbolehkan menampilkan nama lengkap atau wajah narasumber. Hal ini juga diberlakukan bagi pilot dan anggota unit pasukan khusus.

“Orang yang diwawancarai tidak boleh terkait dengan peristiwa pertempuran tertentu yang mereka ikuti,” lapor Reuters.

Selain itu, pasukan Israel juga kini dilarang mengunggah konten dari zona perang ke media sosial. Meski begitu, aturan ini masih sering dilanggar oleh pasukan Israel.

2. Pasukan Israel yang berlibur ke luar negeri sering menghadapi tuntutan

Shoshani mengatakan, kelompok aktivis, seperti Yayasan Hind Rajab yang berpusat di Belgia, yang mendorong tindakan di Brasil, kerap menyelidiki materi-materi yang diunggah di media sosial dengan aktivitas liburan pasukan Israel di luar negeri.

Ia mengatakan ada segelintir kasus di mana para prajurit cadangan yang bepergian ke luar negeri menjadi sasaran. Selain kasus di Brasil, semuanya dimulai oleh kelompok aktivis yang mendesak pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan.

"Mereka tidak membuka penyelidikan, mereka tidak mengajukan tuntutan atau hal semacam itu," katanya.

Tahun lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, serta seorang pemimpin Hamas, Ibrahim Al-Masri, atas dugaan kejahatan perang di Gaza. Dakwaan ini memicu kemarahan di Israel.

3. Kondisi di Gaza memburuk karena serangan Israel

Anak-anak di Gaza saat mengungsi di sekolah-sekolah PBB. (commons.wikimedia.org/licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 2.0 Generic license.)
Anak-anak di Gaza saat mengungsi di sekolah-sekolah PBB. (commons.wikimedia.org/licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 2.0 Generic license.)

Kebencian masyarakat internasional terhadap Israel memuncak setelah konflik di Gaza semakin menunjukkan titik yang mengkhawatirkan. Israel dilihat sebagai negara yang kini melakukan tindakan genosida di Gaza.

Dilansir Al Jazeera, pada Rabu, 46 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza. Serangan ini berlanjut di tengah upaya negosiasi gencatan senjata di Doha, Qatar.

Melaporkan dari Deir el-Balah, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera mengatakan mayoritas serangan Israel pada hari Rabu terkonsentrasi di utara Jalur Gaza, khususnya di sekitar Kota Gaza. Serangan Israel di taman Kota Gaza menewaskan lima orang dan serangan terhadap sekolah yang menampung pengungsi di Jabalia menewaskan empat orang.

Setidaknya 45.936 orang tewas di Gaza, menurut pejabat Palestina, sementara 109.274 lainnya terluka sejak Israel memulai perangnya setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh pejuang Hamas di Israel selatan. Serangan itu menewaskan sedikitnya 1.139 orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us