Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tentara Myanmar Kabur ke Thailand Usai Diserang Pasukan Anti-Junta 

Militer Myanmar di Naypyidaw, 27 March 2021. (commons.wikimedia.org/Mil.ru, free to use)
Militer Myanmar di Naypyidaw, 27 March 2021. (commons.wikimedia.org/Mil.ru, free to use)

Jakarta, IDN Times – Tentara Myanmar melarikan diri hingga melintasi perbatasan Thailand setelah diserang habis-habisan oleh pasukan anti-Junta, Jumat (14/3/2025). Pelarian terjadi setelah Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) menyerang pangkalan militer Myanmar di Pulu Tu.

"Militer Myanmar mempertahankan pangkalan tersebut tetapi pada akhirnya KNLA berhasil merebut kendali. Beberapa tentara Myanmar terbunuh dan beberapa melarikan diri melintasi perbatasan ke Thailand," kata pihak Militer Thailand, dilansir Channel News Asia.

Thailand tak mengungkap berapa jumlah anggota militer Myanmar yang melintas ke wilayahnya. Bangkok hanya mengatakan bahwa mereka telah diberikan bantuan kemanusiaan.

1. Pasukan KNLA berhasil rebut pangkalan militer Myanmar

Pasukan KNLA merebut pangkalan Pulu Tu sekitar pukul 3 pagi waktu setempat. Juru bicara sayap politik organisasi tersebut, Karen National Union, mengonfirmasi kabar tersebut.

”Para pejuang KNLA merebut pangkalan tersebut setelah pasukan Myanmar meninggalkan senjata mereka dan berlari ke Thailand," kata juru bicara tersebut.

Pangkalan Pulu Tu terletak sekitar 80 kilometer di utara kota perbatasan Myawaddy. Wilayah ini adalah simpul perdagangan penting yang menjadi medan pertempuran antara pejuang anti-junta dan militer sejak tahun lalu.

Wilayah itu juga dikenal sebagai pusat kejahatan daring, di mana ditemukan berbagai kasus penipuan yang melibatkan warga asing. Namun, meningkatnya konflik belakangan ini membuat pekerja harus dipulangkan melalui Thailand, sebagaimana dilaporkan First Post.

2. KNLA telah berjuang selama puluhan tahun di perbatasan

KNLA merupakan aktor utama perlawanan di wilayah itu. Kelompok tersebut telah berjuang selama puluhan tahun untuk memberikan otonomi yang lebih besar bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang sisi tenggara Myanmar.

Kelompok ini merupakan salah satu dari puluhan organisasi etnis bersenjata yang sudah aktif sebelum kudeta. Mereka terbukti menjadi kekuatan tempur paling efektif melawan junta.

Meskipun militer telah menderita kerugian teritorial yang besar, para analis mengatakan militer tetap kuat di jantung Myanmar. Kekuatan utama mereka terletak pada angkatan udara yang mampu menimbulkan kerugian besar pada musuh-musuhnya.

Tahun lalu, junta kembali mengeluarkan perintah wajib militer untuk meningkatkan kekuatannya. Ia memanggil semua pria berusia 18-35 tahun untuk dinas militer.

3. Pertempuran hebat juga terjadi di perbatasan Myanmar-India

Myanmar dilanda perang saudara setelah militer merebut kekuasaan dalam kudeta 2021. Sejak kudeta, junta terlibat pertempuran melawan berbagai organisasi etnis bersenjata dan partisan pro-demokrasi.

Laporan Al Jazeera pada Sabtu (15/3/2025) mengungkap bahwa perlawanan hebat juga terjadi di sepanjang perbatasan Myanmar dan India. Etnis Chin yang tergabung dalam Pasukan Pertahanan Nasional Chin (CNDF) terus menggempur pasukan Myanmar.

“Sekalipun mereka tidak menyerah, kami akan terus maju sampai akhir, inci demi inci,” kata Wakil Presiden CNDF, Peter Thang.

Perlawanan sengit berlangsung sejak November tahun lalu. CNDF berhasil merebut kota Falam, ibu kota Chin yang jadi basis militer Myanmar. Kelompok itu juga telah mengepung garnisun terakhir rezim tersebut di pangkalan puncak bukit di Falam.

“Kami menghadapi lebih banyak tantangan dibandingkan negara lain. Militer memiliki begitu banyak teknologi. Kami memiliki persenjataan yang terbatas, dan bahkan beberapa di antaranya tidak dapat kami operasikan,” tambahnya.

Menurut kelompok hak asasi manusia, Assistance Association for Political Prisoners, militer telah menewaskan sedikitnya 6.353 warga sipil sejak kudeta. Para analis juga memprediksi bahwa pertempuran akan semakin meningkat tahun ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us