Tolak Pemakaman Kenegaraan untuk Abe, Pria Jepang Bakar Diri Sendiri

Jakarta, IDN Times - Seorang pria di Jepang, berusia 70-an, Rabu (21/9/2022), nekat membakar dirinya sendiri di dekat kantor perdana menteri Jepang di ibu kota Tokyo. Pria tersebut diketahui masih hidup dan telah dibawa ke rumah sakit.
Aksi membakar diri itu dilakukan sebagai bentuk protes untuk menentang pemerintah Jepang yang minggu depan akan mengadakan pemakaman kenegaraan bagi mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang tewas ditembak pada 8 Juli.
1. Pria yang membakar diri itu membuat catatan yang menentang pemakaman
Melansir Associated Press, pria itu mengalami luka bakar di sebagian besar tubuhnya, tapi masih sadar dan memberitahu polisi bahwa tindakan tersebut dilakukannya setelah sengaja menuangkan minyak ke tubuhnya.
Sebuah catatan yang ditulis pria itu ditemukan di dekatnya, yang menyampaikan bahwa dia secara pribadi menentang pemakaman kenegaraan untuk Abe.
Insiden tersebut telah dikonfirmasi oleh Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo. Seorang pejabat pemadam kebakaran menyampaikan bahwa seorang pria membakar dirinya sendiri di jalan di distrik pemerintah Kasumigaseki Tokyo dan orang itu masih hidup ketika dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Pejabat pemadam kebakaran itu menolak memberikan rincian lebih lanjut, termasuk identitas, motif, dan kondisi pria itu.
Polisis dalam keterangannya menyebut aksi menbakar diri itu sebagai percobaan bunuh diri dan menolak memberikan rincian lebih lanjut karena kasus tersebut tidak melibatkan niat kriminal. Polisi juga menolak mengomentari laporan bahwa seorang petugas polisi terluka saat memadamkan api.
Mengenai insiden itu, Hirokazu Matsuno, kepala sekretaris kabinet telah mengadakan konferensi pers.
"Saya telah mendengar bahwa polisi menemukan seorang pria yang menderita luka bakar di dekat kantor-kantor pemerintah, dan saya mengetahui bahwa polisi sedang menyelidikinya."
2. Mayoritas orang Jepang menentang pemakaman
Melansir Reuters, pemakaman kenegaraan untuk Abe, yang merupakan perdana menteri terlama telah ditentang dengan berkembangnya laporan mengenai hubungan antara Partai Demokrat Liberal (LDP), yang pernah dipimpin Abe dengan Gereja Unifikasi yang kontroversial, yang didirikan di Korea Selatan pada 1950-an.
Tersangka dalam kematian Abe mengatakan gereja telah membuat ibunya bangkrut dan dia meyakini Abe mendukung hal tersebut. LDP menyampaikan bahwa hampir setengah dari 379 anggotanya di parlemen memiliki hubungan dengan gereja itu, tapi partai itu membantah hubungan antara partai sebagai organisasi dengan gereja.
Saat ini sejumlah survei yang dilakukan hasilnya menunjukkan mayoritas orang Jepang menentang pemakaman kenegaraan bagi Abe. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Mainichi Daily pada akhir pekan menunjukkan hanya 29 persen pemilih yang mendukung pemakaman, angka itu turun 6 persen dari survei sebelumnya pada akhir Agustus. Survei juga menunjukkan dukungan untuk LDP juga turun 6 persen menjadi 23 persen.
Penolakan upacara pemakaman telah menjadi masalah bagi Perdana Menteri Fumio Kishida dan LDP. Dukungan yang semakin berkurang dipandang akan semakin mempersulit Kishida untuk mendapatkan dukungan yang cukup untuk melaksanakan agenda pemerintahannya.
Kishida telah berulang kali membela keputusannya, tapi sebagian besar pemilih tetap tidak yakin, juga mempertanyakan perlunya mengadakan upacara yang mahal pada saat meningkatnya kesulitan ekonomi bagi warga. Biaya pemakaman untuk Abe ini diperkirakan akan menghabiskan 1,65 miliar yen (Rp172,2 miliar).
3. Polisi dianggap kurang memberikan keamanan

Upacara pemakaman kenegaraan Abe akan diadakan pada 27 September di arena seni bela diri Budokan di Tokyo. Sebelumnya upacara pemakaman yang dilakukan keluarga telah dilakukan di sebuah kuil Buddha pada bulan Juli.
Pemakaman kenegaraan itu diperkirakan akan dihadiri oleh sekitar 6 ribu orang, termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris dan pejabat tinggi lainnya. Namun, adanya insiden bakar diri telah membuat keamanan polisi dikritik. Polisi telah meningkatkan keamanan untuk acara tersebut.
Polisi juga disalahkan atas kurangnya keamanan yang membuat Abe dibunuh, yang ditembak mati oleh seorang pria bersenjata yang mendekatinya dari belakang saat dia memberikan pidato kampanye di luar ruangan.