Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tolak Seruan Putin Gencatan Senjata,  Zelenskyy: Itu hanya Kedok!  

Hubungan antara Ukraina dan Rusia. (Sumber: pixabay.com/geralt)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Ukraina melalui Presidennya, Volodymyr Zelensky, menolak permintaan Rusia mengenai gencatan senjata pada Jumat (6/1/2023) waktu setempat. Pihak Ukraina juga mengingatkan bahwa Rusia memulai perang yang terus berkelanjutan hingga saat ini.

Sehari sebelumnya, Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Rusia bersama pasukan militernya untuk melakukan gencatan senjata selama 36 jam demi mengizinkan warganya beragama Kristen Ortodoks merayakan Natal.

1. Presiden Ukraina menilai tindakan Rusia hanyalah sebagai kedok saja

Dilansir dari BBC, Zelensky menilai permintaan yang disampaikan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, merupakan upaya dalam menghentikan kemajuan yang dilakukan oleh militer negaranya. Dalam pidatonya, Zelensky menjelaskan gencatan senjata yang dimaksud Putin hanyalah kedok untuk menghalangi tingkat kemajuan militer Ukraina di wilayah Donbass bagian timur dan membawa lebih banyak orang serta peralatan.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menilai pihak Rusia telah berulang kali mengabaikan pihaknya dalam usulan perdamaian. Bahkan, Presiden AS, Joe Biden, menuding Putin hanya "berusaha mencari oksigen".

2. Usulan Putin bukan tak beralasan, karena Rusia sedang merayakan Natal Ortodoks

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Sumber: Twitter.com/RussEmbDhaka)

Perintah Putin untuk gencatan senjata selama tiga hari dalam rangka perayaan natal Kristen Ortodoks diumumkan setelah adanya seruan dari pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill.

Menurut pernyataan dari pihak Kremlin, pernyataan Putin juga datang setelah berbicara dengan Presiden Turki, Recepp Tayyip Erdogan, yang telah berusaha memposisikan dirinya sebagai perantara antara Presiden Rusia dengan Barat. Dalam pembicaraan itu, Putin mengatakan terbuka untuk menggelar dialog serius mengenai Ukraina. Akan tetapi, menurut Kremlin pihak Ukraina harus menerimanya.

3. Gereja Ortodoks Ukraina mengizinkan perayaan Natal bukan 7 Januari

Gereja Kristen Ortodoks. (Sumber: pixabay.com/Okeanweb)

Pada November 2022 lalu, sebuah cabang Gereja Ortodoks Ukraina mengumumkan bahwa mereka akan mengizinkan gereja-gerejanya untuk merayakan Natal pada 25 Desember, bukan pada 7 Januari, seperti tradisi umat Ortodoks umumnya. Pengumuman yang disampaikan pada saat itu memperbesar keretakan antara Gereja Ortodoks Rusia dengan para penganut Ortodoks lainnya.

Pemimpin Ortodoks Rusia juga sebelumnya telah dituding memiliki perseteruan dengan Pemimpin Umat Katolik Sedunia, Paus Fransiskus, yang menggambarkan invasi dari Ukraina sebagai ekspansionisme dan imperialisme Rusia. Bahkan, Paus Fransiskus sempat menuding Kirill untuk tidak menjadikan dirinya sebagai "putra altar" Putin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us