Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Topan Terjang Kepulauan Mayotte, Ratusan Orang Dikhawatirkan Tewas

ilustrasi dampak badai (Unsplash.com/Marek Studzinski)

Jakarta, IDN Times - Topan Chido melanda Kepulauan Mayotte wilayah Prancis yang berada di dekat Madagaskar pada Miggu (15/12/2024). Pencarian korban selamat masih terus dilanjutkan dan dikhawatirkan ada ratusan orang yang tewas.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau mengatakan bahwa 11 orang tewas. Sementara, otoritas Mayotte mengatakan bahwa sejauh ini ada 14 orang tewas. Sulitnya akses ke beberapa wilayah menjadi tantangan memastikan berapa banyak jumlah korban.

Gambar-gambar dampak terjangan topan tersebut terlihat sangat merusak. Topan membawa angin dengan kecepatan lebih dari 225 kilometer per jam.

1. Jumlah korban tewas belum dapat dipastikan

Prefek kepulauan Mayotte, Francois Xavier-Bieuville, mengatakan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan ratusan atau bahkan ribuan. Terjangan topan tersebut merusak rumah-rumah sementara, gedung-gedung pemerintah, dan rumah sakit.

"Saya kira pasti akan ada beberapa ratus, mungkin mendekati seribu atau bahkan beberapa ribu kematian," katanya, dikutip dari Le Monde.

Dia menjelaskan bahwa sebagian penduduk yang beragama Islam secara tradisional menguburkan jenazah dalam waktu 24 jam. Jadi catatan jumlah pasti para korban sulit untuk ditentukan.

2. Dampak bencana seperti sisa perang nuklir

Mayotte merupakan bagian tenggara lepas pantai Afrika. Kepulauan itu termasuk wilayah termiskin di Prancis dan Uni Eropa. Bieuville mengatakan bahwa kehancuran terjadi di daerah kumuh yang berupa bangunan gubuk dan bangunan informal.

Dilansir BBC, banyak warga yang mengantre untuk mendapat pasokan makanan. Mereka juga sangat membutuhkan air bersih.

"Kami berusaha memenuhi kebutuhan hidup minimum, karena kami tidak tahu kapan air akan kembali," kata seorang perempuan yang ikut mengantre di ibu kota Mamoudzou.

Warga lainnya, Mohamed Ishmael, merasa seperti berada di tengah sisa perang nuklir, karena seluruh lingkungan tiba-tiba menghilang.

3. Warga Mayotte banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan

ilustrasi pulau (Pixabay.com/Schäferle)

Warga miskin di Mayotte termasuk para migran tak berdokumen. Mereka melakukan perjalanan ke wilayah Prancis sebagai upaya untuk mendapatkan suaka. Mereka diperkirakan sangat terdampak bencana topan Chido kali ini.

Dilansir Reuters, rekaman udara yang dibagikan polisi menunjukkan reruntuhan ratusan rumah darurat berada di sebuah bukit yang jadi titik fokus imigrasi ilegal dari daerah Komoro.

Sekitar 78 persen penduduk Mayotte telah hidup di bawah garis kemiskinan. Wilayah itu sangat bergantung pada bantuan keuangan Prancis.

"Pikiran saya bersama rekan senegara kita di Mayotte, yang telah melalui beberapa jam paling mengerikan, dan yang, bagi sebagian orang, telah kehilangan segalanya, kehilangan nyawa mereka," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us