Wayang Kulit dan Menara Eiffel untuk 75 Tahun Bilateral RI-Prancis

- Prancis meluncurkan logo peringatan 75 tahun hubungan bilateral dengan Indonesia.
- Hubungan bilateral mencapai tingkat Strategic Partnership pada 2011, dan akan tumbuh cepat di bawah pemerintahan Macron dan Prabowo.
- Kerja sama baru, pertukaran antarmasyarakat, visibilitas bagi Prancis di Indonesia, serta peningkatan kerja sama di berbagai bidang menjadi fokus dalam peringatan ini.
Jakarta, IDN Times - Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone resmi meluncurkan logo peringatan 75 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis. Peluncuran ini disaksikan pula oleh Didit Hediprasetyo, putra dari Presiden RI Prabowo Subianto.
“Sejak menjalin hubungan pada 4 Januari 1950, hubungan bilateral kita terus menguat dan mencapai tingkat Strategic Partnership pada 2011. Hubungan ini juga akan bertumbuh cepat di bawah pemerintahan Presiden Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto yang sempat bertemu pada 24 Juli 2024 di Paris dan pada 19 November 2024, dalam rangka KTT G20 di Brasil,” kata Penone, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Penone melanjutkan, dalam kerangka 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-Prancis, kedua negara akan mengupayakan proyek kerja sama baru, lalu mendorong pertukaran antarmasyarakat, yang merupakan kunci dari pertumbuhan hubungan bilateral jangka panjang.
“Kami juga mengupayakan memecah jarak geografis dengan membuat Prancis lebih dikenal di Indonesia, dan sebaliknya,” ungkap dia.
Di acara peluncuran logo ini, hadir pula sejumlah mitra budaya Prancis seperti penulis Ayu Utami dan aktris Asmara Abigail.
1. Arti dari logo 75 tahun Indonesia-Prancis

Penone menyatakan, logo 75 tahun Indonesia dan Prancis ini mengandung lambang atau seni dari kedua negara yang dipersatukan. Pembuatan logo ini berasal dari kompetisi yang diikuti oleh 6 ribu orang, termasuk para mahasiswa asal Indonesia yang pernah bersekolah di Prancis.
“Logo ini menampilkan wayang kulit khas Indonesia dan Menara Eiffel sebagai simbol dari ibu kota Paris, serta sebuah bait dari Le Bateau ivre karya Arthur Rimbaud yang berbunyi j’ai vu des archiples sideaux!” tutur dia.
Bait ini berarti “saya melihat kepulauan di bintang-bintang, yang merujuk pada perjalanan selanjutnya antara Prancis dan Indonesia.
2. Kerja sama yang menjanjikan

Penone juga menambahkan bahwa kerja sama Indonesia dan Prancis adalah kerja sama bilateral yang sangat menjanjikan.
“Kami memiliki nilai-nilai yang sama, kepentingan yang sama untuk multilateralisme. Kita ingin semua negara bekerja sama karena dunia saat ini sangat terpecah belah,” ucapnya.
Menurutnya, proritas dalam mengelompokkan kerja sama juga adalah bagian yang penting. Lewat peringatan 75 tahun ini, akan banyak visibilitas bagi Prancis di Indonesia, begitu pun sebaliknya.
“Untuk lebih menonjolkan Indonesia dan Prancis, mendorong para pelajar, ilmuwan dan seniman untuk bekerja sama,” lanjut dia.
3. Memperdalam kerja sama yang ada

Terkait kerja sama di bawah kepemimpinan Prabowo dan Macron, Penone menyatakan kedua presiden telah berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama.
“Dari dialog yang sudah terjadi, baik di Paris maupun di Brasil, keduanya terus ingin meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, seperti pertahanan, pendidikan, budaya,” ujar Penone.