Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Bakal Temui Putin Bahas Perang di Ukraina

Pelantikan Donald Trump (youtube.com/EL PAIS)
Intinya sih...
  • Trump rencanakan pertemuan dengan Putin setelah menghubungi langsung usai pelantikan sebagai Presiden.
  • Belum jelas kapan pertemuan akan terjadi, Trump berharap dapat menyusun kesepakatan untuk perdamaian di Ukraina.
  • Trump bertekad menyelesaikan perang Ukraina dalam 24 jam setelah berkantor lagi di Gedung Putih.

Jakarta, IDN Times - Presiden ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump, merencanakan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Wacana ini muncul setelah Trump menghubungi langsung Putin usai pelantikannya sebagai Presiden pada Selasa dini hari WIB (21/1/2025).

Radio Liberty melaporkan, beberapa saat setelah pelantikan, salah satu aksi pertama yang dilakukan Trump adalah menelepon Putin. Dalam kesempatan itu, Trump berdiskusi dengan Putin terkait rencana perdamaian di wilayah Ukraina.

"Dia harus membuat kesepakatan. Saya rasa, dia akan menghancurkan Rusia jika tak melakukannya. Banyak orang yang mengira perang selesai dalam sepekan. Saya rasa dia mampu mengakhiri perang," ujar Trump dalam pidatonya.

1. Trump punya hubungan yang baik dengan Putin

Agar tercapai konsensus yang matang, Trump berencana untuk bicara dengan Putin secara langsung. Namun, dilansir CNN, hingga kini waktunya belum jelas.

"Saya punya hubungan yang baik dengannya. Saya berharap dia mau menyusun kesepakatan," kata Trump.

2. Punya janji politik soal Ukraina

Trump memang punya janji politik yang berkaitan dengan Perang Ukraina. Dia bertekad menyelesaikan perang tersebut selama 24 jam usai berkantor lagi di Gedung Putih.

Ketika berpidato, dia bercanda hanya punya waktu setengah hari untuk mewujudkan janji politiknya tersebut.

"Kami akan mencoba dan menyelesaikan secepat mungkin. Anda tahu, perang Ukraina dengan Rusia seharusnya tak terjadi," kata Trump.

3. Banyak aksi heboh dari Trump

Sejak dilantik, Trump memang melakukan sejumlah aksi politik yang cukup heboh. Memerintahkan Amerika Serikat keluar dari WHO, kenaikan tarif dagang, hingga mengembalikan status Kuba sebagai negara teroris, menjadi sederet kebijakan kontroversial Trump yang terbaru.

"Terpilihnya saya adalah mandat untuk menyelesaikan dan membalikkan pengkhianatan total, memberikan orang-orang kepercayaan lagi, demokrasi, serta tentunya, kebebasan," kata Trump dilansir Politico.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us