Trump soal Pemotongan Dana USAID: Dampaknya Mengerikan!

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengakui bahwa pemotongan dana oleh pemerintahannya terhadap Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan program bantuannya di seluruh dunia telah menyebabkan kehancuran.
Berbicara di samping Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa selama kunjungan ke Gedung Putih, Trump ditanya tentang pemotongan sebagian besar bantuan asing yang berdampak signifikan terhadap Afrika.
"Ini menghancurkan, dan mudah-mudahan banyak orang akan mulai menghabiskan banyak uang. Saya telah berbicara dengan negara-negara lain. Kami ingin mereka ikut serta dan menghabiskan uang juga, dan kami telah menghabiskan banyak uang,” kata Trump pada Rabu (21/5/2025), dikutip dari The Straits Times.
1. Trump minta negara lain juga peduli soal bantuan luar negeri

Trump secara tidak langsung mengakui bahwa peran lembaga bantuan AS sangat signifikan. Namun, dia mengaku tidak ingin lagi menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk negara lain.
“Dan ini masalah besar, ini masalah luar biasa yang terjadi di banyak negara. Banyak masalah yang terjadi. AS selalu mendapat permintaan uang. Tidak ada pihak lain yang membantu,” ujar Trump.
Departemen Luar Negeri, yang mengelola USAID, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pemerintah telah berulang kali membela pemotongan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka hanya menyebabkan pemborosan dana.
Pemangkasan badan tersebut, yang sebagian besar diawasi oleh pengusaha kelahiran Afrika Selatan Elon Musk, menjadi subjek beberapa gugatan hukum federal.
2. USAID banyak bantu Afrika Selatan untuk atasi HIV

AS tercatat sebagai donor bantuan kemanusiaan terbesar di dunia, yang jumlahnya mencapai sedikitnya 38 persen dari semua sumbangan yang dicatat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Negara itu telah mencairkan lebih dari 61 miliar dolar AS (sekitar Rp976 triliun) dalam bentuk bantuan luar negeri pada 2024, lebih dari setengahnya melalui USAID.
AS menghabiskan setengah miliar dolar untuk bantuan Afrika Selatan pada 2023, sebagian besar untuk perawatan kesehatan. Sebagian besar dana tersebut telah ditarik, meskipun tidak jelas berapa jumlahnya.
Pemotongan dana tersebut berdampak pada respons negara terhadap epidemik HIV. Afrika Selatan memiliki beban HIV tertinggi di dunia, dengan sekitar 8 juta orang atau 1 dari 5 orang dewasa hidup dengan virus tersebut
Washington mendanai 17 persen dari anggaran HIV negara itu sebelum pemotongan dana. Dalam beberapa bulan terakhir, pengujian dan pemantauan pasien HIV di seluruh Afrika Selatan telah menurun.
3. Pengaruh AS di kancah global akan berkurang

Sementara itu, dikutip dari laman Center for Strategic & International Studies (CSIS), pemotongan dana USAID telah menghentikan sedikitnya 5.341 proyek bantuan luar negeri, termasuk sekitar 211 penghargaan kepada berbagai badan PBB untuk melaksanakan program pembangunan dan kemanusiaan di seluruh dunia.
CSIS juga menilai bahwa kebijakan ini akan memengaruhi peran AS di kancah global. Washington pun akan semakin sulit untuk mengendalikan opini publik hingga menjadi mediator dalam berbagai konflik.
“Oleh karena itu, para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan dampak politik tingkat kedua dan ketiga dari pengurangan dramatis ini,” kata CSIS.