USAID Tutup Klinik Pertama untuk Transgender di India

Jakarta, IDN Times - Klinik medis pertama di India untuk transgender, Klinik Mitr, telah ditutup operasinya di tiga kota. Ini terjadi setelah penangguhan dana oleh pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) yang berimbas pada penghentian bantuan asing untuk klinik tersebut.
Klinik Mitr di kota selatan Hyderabad dibuka pada 2021 dan menawarkan perawatan HIV, hingga layanan konseling kepada ribuan orang transgender. Sementara, dua Klinik Mitr lainnya di kota Thane dan Pune di India barat, yang didirikan pada tahun yang sama, juga tutup karena pemotongan bantuan. Penutupan klinik tersebut telah berdampak pada akses komunitas transgender terhadap dukungan medis yang penting.
Proyek ini mulai dijalankan di bawah naungan lembaga Presiden AS George Bush untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR) pada 2003. John Hopkins University bekerja sama dengan USAID dan pemerintah India untuk mendirikannya, dilansir dari BBC pada Senin (3/3/2025).
1. Klinik Mitr menawarkan perawatan kepada transgender yang menderita HIV
Seorang anggota staf yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa ketiga klinik itu melayani sekitar 6 ribu orang, di mana sekitar 6-8 persen pasien dirawat karena HIV.
"Semua kasus ini terjadi pada usia di bawah 30 tahun, dan 75-80 persen dari populasi ini baru pertama kali mengakses layanan kesehatan," ujarnya.
Klinik Mitr di Hyderabad menawarkan perawatan kepada 150 hingga 200 pasien transgender setiap bulan. Banyak di antaranya menderita HIV. Klinik tersebut memiliki tim kecil yang terdiri dari dokter, psikolog, dan staf teknis.
"Kami menerima 250 ribu rupee (sekitar Rp47 juta) setiap bulan untuk menyediakan layanan," kata Rachana Mudraboyina, seorang perempuan trans yang bertanggung jawab atas klinik tersebut.
"Kami melakukan lebih dari sekadar memberikan bantuan medis. Klinik ini juga memberi kami ruang untuk berinteraksi dengan masyarakat, guna berbagi saran tentang berbagai program pemerintah dan fasilitas kesehatan," tambahnya.
Para staf juga mengatakan, pihaknya sedang mencari pendanaan dari sumber lain dan berharap pemerintah negara bagian akan turun tangan untuk membantu. Menurut mereka, Klinik Mitr sangat penting bagi komunitas tersebut karena orang transgender tidak diperlakukan dengan baik di rumah sakit umum.
2. Mengecewakan komunitas transgender

Seorang perempuan trans yang telah mengunjungi klinik tersebut, Vyjayanti Vasanta Mogli, mengatakan kepada The Indian Express bahwa ia sangat terpukul oleh berita itu karena dulunya Klinik Mitr menawarkan perawatan dengan harga bersubsidi.
Perempuan trans lainnya juga mengungkapkan kekecewaan yang sama dan berharap untuk menggunakan layanan klinik tersebut.
Diperkirakan, India memiliki sekitar 2 juta orang transgender, kendati para aktivis mengatakan jumlahnya lebih tinggi. Meskipun ada putusan Mahkamah Agung pada 2014 yang memberi mereka hak yang sama dengan orang-orang dari jenis kelamin lain, banyak yang masih kesulitan mengakses pendidikan dan layanan kesehatan karena stigma dan diskriminasi.
Ada rumah sakit milik pemerintah dan swasta yang menawarkan bantuan medis kepada masyarakat. Namun, banyak yang mengatakan mereka lebih suka pergi ke Klinik Mitr karena menganggapnya lebih terjangkau dan lengkap.
3. Kebijakan Trump yang berdampak pada bantuan kemanusiaan di seluruh dunia

Pada 20 Januari 2025, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menghentikan semua bantuan pembangunan luar negeri AS selama 90 hari, sambil menunggu peninjauan.
Trump mengatakan bahwa ia ingin pengeluaran luar negeri selaras dengan pendekatan American First miliknya. Tindakan kerasnya terhadap USAID, yang telah ada sejak 1960-an, telah dilihat sebagai langkah menuju tujuan itu.
Penghentian sementara dana USAID telah memengaruhi puluhan program pembangunan di seluruh dunia, terutama di negara-negara miskin dan berkembang. Tindakan Trump tersebut telah dikritik oleh banyak orang.
Pekan lalu, pemerintahan Trump mengatakan akan menghapus lebih dari 90 persen kontrak bantuan luar negeri USAID. Ini berarti hanya sedikit proyek yang akan bertahan. Para pekerja di Klinik Mitr dan anggota masyarakat tidak melihat secercah harapan.
"USAID telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Penutupannya pasti akan berdampak pada negara-negara berkembang. Ini merupakan pukulan besar. Dukungannya terhadap pencegahan HIV sangat signifikan," kata Bubberjung Venkatesh, seorang pengacara.
Menanggapi penutupan klinik tersebut, Elon Musk, yang juga mengepalai departemen pemerintah yang bertugas memangkas pengeluaran federal dan lapangan kerja, mengatakan dalam unggahannya di X, 'Itulah yang didanai oleh pajak Amerika'.