Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Turki Kehabisan Waktu Ratifikasi Keanggotaan NATO Swedia-Finlandia

ilustrasi (Unsplash.com/Meg Jerrard)

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, pada Sabtu (14/1/2023), mengatakan bahwa negaranya kehabisan waktu untuk meratifikasi tawaran keanggotaan NATO oleh Swedia dan Finlandia. Kahin mengatakan ratifikasi itu tergantung dengan janji kontraterorisme, khususnya Stockholm.

Swedia dan Finlandia mengajukan diri untuk menjadi anggota NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina. Dua negara Nordik itu berpendapat keamanan Eropa telah terancam sehingga memutuskan untuk mengakhiri kenetralan mereka.

Tapi untuk diterima di NATO, semua negara anggota saat ini harus memberikan persetujuan, tidak ada terkecuali. Namun Turki belum bisa melakukannya jika semua syarat yang diajukan Ankara belum dituruti oleh Swedia dan Finlandia.

1. Ankara kehabisan waktu jika Swedia-Finlandia tidak segera bertindak jelas

ilustrasi bendera anggota NATO (Twitter.com/Oana Lungescu)

Turki akan mengadakan pemilihan umum pada bulan Mei tahun ini. Ibrahim Kalin, juru bicara Presiden Erdogan, mengatakan bahwa Swedia dan Finlandia harus mempercepat penerapan dari janji kontraterorisme agar Ankara bisa meratifikasi keanggotaan NATO.

Jika janji tidak dilakukan secepatnya, maka Turki akan kehabisan waktu untuk melakukan ratifikasi tersebut.

"Stockholm berkomitmen untuk mengimplementasikan perjanjian yang ditandatangani di Madrid tahun lalu, tetapi negara (Swedia) masih membutuhkan enam bulan untuk menulis undang-undang baru yang memungkinkan sistem peradilan menerapkan definisi baru terorisme," kata Kalin dikutip Canada Today.

Dengan itu, Kalin mengatakan Ankara kehabisan waktu untuk meratifikasi tawaran keanggotaan NATO dua negara Nordik, Swedia-Finlandia.

2. Swedia agar membuat pesan jelas bukan negara penampung teroris

Sejauh ini, Turki adalah pihak utama yang membuat dua negara Nordik itu kesulitan diterima NATO. Swedia khususnya, merupakan negara pelarian aktivis Kurdi yang dinilai Turki sebagai teroris.

Dilansir Al Arabiya, Ankara mengatakan Stockholm perlu mengambil sikap jelas terhadap apa yang dilihatnya sebagai teroris, terutama kelompok Kurdi dan organisasi yang dituduh bersalah atas upaya kudeta Turki pada 2016.

Kalin mengatakan pemerintah Swedia perlu membuat pesan jelas kepada organisasi teroris, bahwa negara itu tidak lagi menjadi tempat aman bagi mereka. Kelompok yang dinilai teroris juga tidak akan dapat mengumpulkan uang, merekrut anggota dan terlibat dalam kegiatan lainnya.

3. Waktu pendek untuk menyelesaikan masalah rumit

ilustrasi bendera Swedia (Pixabay.com/Unif)

Diplomasi Swedia-Turki semakin rumit ketika sekelompok demonstran di depan balai kota Stockholm baru-baru ini menggantung patung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang membuat Ankara marah.

Dilansir Al Jazeera, hal itu menambah tekanan diplomatik lebih lanjut dalam upaya Swedia memenangkan dukungan dari Turki.

Dalam penjelasannya, Kahin mengatakan bahwa pihaknya saat ini memiliki masalah waktu jika Swedia dan Finlandia ingin bergabung NATO. Parlemen Turki akan memasuki masa reses beberapa saat sebelum pemilihan (Mei) sehingga Kalin mengatakan hanya tersisa 2 sampai 2,5 bulan untuk merampungkan semua ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hana Adi Perdana
EditorHana Adi Perdana
Follow Us