Ukraina Desak Pemerintah Baru Suriah Usir Tentara Rusia

- Menteri Luar Negeri Ukraina mendesak Suriah untuk usir tentara Rusia
- Rusia mengklaim sudah mencapai misinya di Suriah dan menggagalkan teroris
- Rep. Chechnya desak Rusia hapus HTS dari daftar teroris dan bangun hubungan dengan Suriah
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Andrii Sybiha, pada Jumat (20/12/2024), mendesak pemerintahan baru di Suriah untuk mengusir tentara Rusia dari negaranya. Ia mengklaim, keberadaan Rusia di Suriah hanya akan mendorong instabilitas di Timur Tengah.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengungkapkan bahwa militer Rusia tidak kalah di Suriah usai kejatuhan mantan Presiden Bashar al-Assad. Ia mengklaim, Rusia sudah mencapai misinya di Suriah dan menggagalkan pendirian wilayah yang dikuasai teroris.
1. Sebut kejahatan Rusia yang membuatnya kalah di Suriah
Sybiha mengatakan bahwa penarikan pasukan Rusia dari Suriah disebabkan oleh aksi kriminalitasnya sendiri. Ia menyebut, Rusia yang selama ini membombardir dan menyebabkan kerusakan di kota-kota di Suriah.
"Secara logika, hasil yang didapat Rusia ini karena mereka sudah mengebom kota-kota Suriah dan menyasar warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia. Tak heran akhirnya ia harus kehilangan pangkalan militer di Suriah," tuturnya, dikutip RBC Ukraine.
Ia menyebut keberadaan militer Rusia di Suriah tidak menguntungkan. Sybiha mengklaim bahwa Moskow bukanlah sekutu yang dapat diandalkan dan sudah terbukti bahkan sebelum kejatuhan rezim Assad di Suriah.
Ia menambahkan, kami sudah berpengalaman dan setiap kali Rusia berjanji, maka mereka sendiri yang akan mengingkarinya. Ia menyebut bahwa Rusia hanya ahli dalam membunuh dan berbohong.
2. Klaim kejatuhan Assad membuktikan Rusia tidak sekuat kelihatannya
Pada Senin (16/12/2024) Sybiha mengungkapkan bahwa Rusia tidaklah sekuat kelihatannya. Ia menyebut, peristiwa di Suriah sudah membuktikan kegagalan Kremlin dalam membantu sekutunya sendiri.
"Peristiwa di Suriah sudah membuktikan sebuah kegagalan besar Kremlin. Ini menunjukkan bahwa Rusia dapat dikalahkan dan mundur. Maka dari itu, ini harus dilakukan secara paksa untuk menciptakan perdamaian. Ini sangat mungkin dilakukan hanya melalui persatuan dan kekuatan," ungkapnya.
Ia menambahkan kepada sekutunya untuk melanjutkan tekanan kepada Rusia untuk mengurangi kapabilitas militer dan ekonominya. Ia mendesak, negara-negara Barat menjatuhkan sanksi kepada sektor energi, metalurgi, dan sektor kritis lainnya.
3. Kadyrov desak Rusia keluarkan HTS dari daftar teroris
Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, mendesak Moskow untuk menghapus pemberontak Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dalam daftar teroris dan organisasi ekstremis di Rusia.
"Untuk memulai proses positif dan berhubungan baik dengan pemerintahan baru di Suriah, maka penting untuk mengeluarkan HTS dan perwakilannya dalam daftar organisasi teroris di Rusia," tutur Kadyrov, dilansir The Moscow Times.
Ia pun mengusulkan kepada Rusia untuk segera menghubungi kelompok tersebut dan membangun koneksi dalam menyelesaikan permasalahan. Kadyrov juga menyerukan agar warga Suriah yang tinggal di Chechnya dapat dilibatkan untuk menjadi penghubung kedua pihak.
Selain di Rusia, HTS juga ditetapkan sebagai teroris oleh PBB, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sejumlah negara lainnya. Seorang pejabat senior PBB mengatakan institusinya siap mengeluarkan HTS dalam daftar teroris jika bersedia membentuk pemerintahan transisi yang inklusif.