Ukraina Dituduh Kirim Drone ke Pemberontak Suriah

Jakarta, IDN Times - Ukraina disebut telah mengirimkan drone kepada pemberontak Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) untuk melengserkan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Berdasarkan laporan The Washington Post pada Rabu (11/12/2024), bantuan itu untuk mengancam kepentingan Rusia di Timur Tengah.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim bahwa kejatuhan rezim Assad di Suriah karena Rusia menarik tentara terbaiknya ke Ukraina. Ia pun mengklaim perkembangan perang di Ukraina berpengaruh besar terhadap aktivitas militer Rusia di negara lain.
1. Ukraina disebut mengirim 20 operator drone dan 150 drone ke Suriah

Berdasarkan laporan tersebut, Direktorat Intelijen Militer (HUR) disebut sudah mengirimkan sekitar 20 operator drone berpengalaman dan 150 drone FPV ke Suriah. Mereka sudah dikirim 4-5 pekan sebelumnya untuk membantu pemberontak HTS.
Melansir RBC Ukraine, penulis David Ignatius membeberkan bahwa operasi Ukraina di Suriah ini bukanlah rahasia. Operasi ini didorong oleh invasi skala besar Rusia di Ukraina dan menjadi cara untuk membuka front perang baru dan menghancurkan Rusia.
Media lokal di Ukraina juga pernah melaporkan bahwa HUR terlibat dalam membantu pemberontak Suriah untuk melancarkan serangan ke sejumlah fasilitas militer Rusia di Suriah sejak awal tahun ini.
Bahkan, HUR sudah menyebarkan video serangan di bunker, van putih, dan berbagai target lain dari pemberontak Suriah. Operasi tersebut dibantu oleh unit khusus bernama Khimik, unit dari HUR yang bekerja sama dengan oposisi Suriah.
2. Ukraina bersedia bantu Afrika lawan pasukan Wagner

Tak hanya di Suriah, HUR disebut sudah melancarkan operasinya di beberapa negara Afrika untuk menargetkan tentara Rusia. Pada Agustus, Ukraina diduga membantu pemberontak di Mali dalam operasi penyergapan yang menewaskan 84 tentara bayaran Wagner dan 47 tentara Mali.
Pada akhir November, Zelenskyy mengaku siap membagikan pengalaman kepada negara-negara Afrika untuk melawan pasukan Wagner. Ia juga mengaku siap membantu keamanan dan masa depan negara-negara Afrika.
"Kami tahu siapa Wagner itu. Kami tahu bagaimana melawan mereka. Kami tahu bagaimana menghancurkan mereka. Ini menunjukkan bahwa kami memiliki pengalaman yang relevan untuk melawan mereka," tuturnya, dikutip Ukrainska Pravda.
Zelenskyy menambahkan, negara-negara Afrika mungkin tertarik dalam membeli teknologi keamanan yang saat ini dikembangkan di Ukraina, seperti drone dan unmanned surface vehicle (USV).
3. Rusia kehilangan lebih dari 500 tentara di Suriah
Berdasarkan laporan BBC Russia, Moskow setidaknya kehilangan 543 tentara dan pasukan bayaran selama intervensi dalam Perang Sipil Suriah sejak September 2015. Grup Wagner sudah mengonfirmasi jumlah pasukannya yang tewas mencapai 346 jiwa.
Melansir The Moscow Times, jumlah tentara Rusia yang tewas ini juga dilihat dari publikasi di media dan media sosial, beserta nisan dan monumen perang. Tentara Rusia yang tewas di Suriah termasuk petinggi, meliputi 1 mayor jenderal, 10 kolonel, 15 letnan kolonel, 31 mayor, dan 61 perwira.
Sementara itu, Rusia sedang berbicara dengan pemimpin baru di Suriah terkait nasib pangkalan militernya di Tartus dan Hmeimim. Menurut kabar dari media lokal, oposisi Suriah bersedia menjamin fasilitas militer dan diplomatik Rusia di Suriah.