Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Klaim Mampu Lawan Rusia Tanpa Bantuan AS Hingga 2025

Tentara Ukraina. (commons.wikimedia.org/President Of Ukraine)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Ukraina Serhii Marchenko, pada Rabu (11/12/2024), mengklaim negaranya masih mampu melawan Rusia tanpa bantuan finansial dan militer dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat hingga pertengahan 2025. 

Setelah terpilihnya Donald Trump di pilpres AS, Ukraina kekhawatiran soal kemungkinan dihentikannya bantuan militer ke negaranya. Namun, Kiev terus berupaya meningkatkan produksi senjata dalam negeri dalam mengantisipasi kebijakan tersebut. 

1. Akan menjaga hubungan baik Ukraina-AS

Marchenko mengungkapkan, kemenangan Trump memang menjadi tantangan besar bagi Ukraina. Ia menyebut Ukraina akan tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan pemerintahan baru di AS. 

"Kami akan bernegosiasi dengan pemerintahan baru di AS sebagai langkah utama. Kemudian, kami membutuhkan waktu untuk berdialog dengan AS dan mengadang serangan Rusia. Saya yakin bahwa kami memiliki pendanaan, senjata, misil, artileri yang cukup untuk melawan Rusia hingga pertengahan 2025," terangnya, dilansir El Pais.

Ia menambahkan, Ukraina harus memiliki jaminan keamanan untuk mencegah serangan Rusia di kemudian hari. Ia mengatakan, langkah utama Ukraina untuk bertahan adalah bergabung dalam NATO atau membentuk militer Ukraina yang kuat. 

Namun, ia mengatakan mustahil mendirikan militer yang kuat dengan kondisi sumber daya Ukraina saat ini. Marchenko menyebut Ukraina sudah terdampak besar dan menderita imbas invasi Rusia. 

2. Ukraina serang depot minyak di area perbatasan Rusia

Pada hari yang sama, militer Ukraina sudah menyerang area perbatasan Rusia dengan misil dan drone. Serangan tersebut dilaporkan sudah merusak fasilitas industri militer dan depot penyimpanan minyak di Bryansk dan Rostov. 

"Depot minyak tersebut digunakan untuk menyuplai tentara Rusia di Bryansk. Fasilitas di Bryansk merupakan titik utama pengiriman minyak melalui pipa Druzbha untuk dikirimkan ke berbagai negara di Eropa," ungkapnya, dikutip The Moscow Times.

Di sisi lain, pemerintah Rostov mengklaim serangan misil Ukraina sudah merusak kompleks industri di Taganrog. Namun, Kiev tidak mengungkapkan apapun terkait dengan dugaan serangan misil di Rostov. 

Sementara itu, Ukraina mengungkapkan serangan ini sebagai balasan atas serangan Rusia yang menyasar fasilitas energi. Serangan tersebut mengakibatkan putusnya aliran listrik di sejumlah daerah dan berdampak pada jutaan warga Ukraina. 

3. Ukraina perkenalkan senjata jarak jauh baru produksi dalam negeri

Pekan lalu, Ukraina sudah memperkenalkan roket-drone baru produksi dalam negeri. Kiev menyebut senjata itu mampu terbang hingga 700 km atau dua kali lebih jauh dibandingkan jangkauan dari misil yang diberikan oleh negara-negara Barat. 

Melansir Reuters, roket bernama Peklo atau neraka dalam bahasa Ukraina tersebut merupakan senjata jarak jauh kedua yang diperkenalkan oleh Kiev. Senjata ini digarap untuk meningkatkan kemampuan Ukraina dalam melancarkan serangan di dalam teritori Rusia. 

Peklo disebut memiliki kemiripan dengan rudal kendali jelajah yang diterbangkan sesuai dengan arah yang sudah ditentukan. Dalam acara itu, senjata yang diproduksi perusahaan Ukroboronprom itu secara resmi diserahkan kepada militer Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa negaranya sedang mengembangkan empat tipe misil baru. Pengembangan senjata baru ini berfungsi untuk mengimbangi kekurangan senjata jarak jauh sumbangan dari negara-negara Barat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us