Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Sebarkan Pamflet Desak Tentara Korut Menyerah

Bendera Ukraina. (pexels.com/andrii-smuryhin)

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Ukraina, pada Senin (9/12/2024), merencanakan penyebaran pamflet kepada tentara Korea Utara (Korut) yang diterjunkan untuk membantu Rusia. Langkah ini untuk mengajak tentara Korut yang sebenarnya menolak dikirim segera menyerahkan diri. 

Korea Selatan (Korsel) menyebut pengiriman tentara Korut ke Rusia disebut memberikan keuntungan besar bagi rezim Kim Jong-un. Dengan itu, Moskow bersedia memberikan imbalan berupa pangan, finansial, hingga teknologi di tengah krisis di negara Asia Timur tersebut. 

1. Strategi yang sama sudah diterapkan kepada tentara Rusia

Tentara Rusia. (facebook.com/mod.mil.rus)

Penyebaran pamflet dilakukan oleh intelijen Ukraina di perbatasan Kurks Oblast. Aksi ini menjadi bagian dari program "I want to live" yang dibentuk pada 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina kepada tentara Rusia untuk menyerahkan diri. 

"Tidak semua orang ingin berperang. Kami tahu betul bahwa situasi kehidupan di Korut. Maka dari itu, banyak tentara Korut mungkin melihat ini adalah sebuah kesempatan besar untuk melarikan diri dari rezim jahat di negaranya dan lari ke negara lain," tutur sukarelawan proyek ini, Vitalyiy Matvienko, dikutip Euronews

Tak hanya menyebarkan pamflet, intelijen Ukraina juga sudah membuat video untuk dikirimkan kepada tentara Korut. Selama berlangsungnya proyek ini, diketahui ada lebih dari 350 tentara Rusia yang menyerahkan diri ke Ukraina. 

2. Tentara Korut kemungkinan tidak diterjunkan di garis depan

Juru Bicara Badan Intelijen Ukraina, Andrii Cherniak, mengungkapkan bahwa lebih dari 2 ribu tentara Korut sudah bergabung dalam anggota marinir dan unit pasukan lintas udara di militer Rusia. 

"Jika tentara Korut sudah bergabung dalam unit yang terlibat dalam pertempuran di Ukraina, maka kami dapat mengatakan mereka sudah bergabung dalam perang. Namun, dengan bergabung dalam unit belum tentu akan diterjunkan di garis depan," terangnya, dikutip The Kyiv Independent

Pusat Resistensi Ukraina (NRC) mengungkapkan, tentara Korut tidak diterjunkan secara langsung di garis depan dan terlibat perang secara langsung. Mereka kemungkinan besar ditempatkan di pos observasi dan sejumlah titik pengecekan di Kursk Oblast. 

Sebagai informasi, Pyongyang sudah menerjunkan 10-12 ribu tentara ke Rusia untuk membantu kepentingan perangnya. Pengiriman ini juga menunjukkan semakin eratnya kerja sama kedua negara di bidang pertahanan. 

3. Rusia rekrut migran ilegal Asia Tengah untuk ditempatkan di Ukraina

NRC mengungkapkan, militer Rusia sedang mengadakan rekrutmen tentara yang menargetkan migran ilegal asal Asia Tengah di Rusia. Mereka rencananya akan ditempatkan di area dudukan Rusia di Ukraina. 

Melansir RBC Ukraine, migran Asia Tengah tersebut awalnya dijanjikan dipekerjakan di sektor konstruksi di Ukraina. Namun, saat ini, mereka dipaksa dan ditekan untuk menandatangani kontrak dengan militer Rusia. 

NRC melihat bahwa migran ilegal asal Asia Tengah diancam akan dideportasi atau dilarang masuk kembali ke Rusia jika tidak mau bergabung dalam militer. Maka dari itu, tawaran ini adalah alternatif hukuman dengan menandatangani kontrak militer tanpa diterjunkan ke garis depan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us