Ukraina Dituduh Sengaja Bunuh Tentaranya Sendiri

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengatakan bahwa korban tewas dalam serangan drone di Sekolah Tinggi Pasukan Khusus Rusia (Spetsnaz) hanya tawanan Ukraina. Ia pun menuding serangan tersebut dilancarkan oleh militer Ukraina.
Pada Senin (28/10/2024), serangan drone mengenai bangunan Sekolah Tinggi Spetsnaz di Gudermes, Republik Chechnya. Akademi tersebut diketahui menjadi tempat pendidikan dan rekrutmen Batalion Akhmat yang dipimpin oleh sekutu terdekat Kadyrov, Apti Alaudinov.
1. Klaim Ukraina bunuh tentaranya sendiri
Kadyrov mengungkapkan bahwa pelaku di balik serangan drone adalah Ukraina. Ia menyebut Kiev berusaha untuk merusak tempat pelatihan dan pendidikan militer di Rusia.
"Sekolah ini adalah tempat mencetak pejuang yang efektif dan sukses mengaplikasikan keahliannya yang tersulit sekalipun di garis depan. Pasukan lulusan sekolah tersebut berhasil merebut fasilitas strategis dan sejumlah area di perbatasan Ukraina," kata dia pada Rabu (30/10/2024), dilansir dari Kyiv Post.
Kadyrov mengklaim tidak ada satu pun korban dari pihak Rusia tanpa memberikan bukti konkret. Ia menyebut telah melancarkan serangan untuk membunuh tentaranya sendiri.
Ia memperingatkan, Ukraina harus sadar bahwa serangan di Chechnya akan berdampak kepada warganya sendiri. Ia menyebut sebanyak 10 tawanan perang Ukraina ditempatkan di beberapa fasilitas di Chechnya, termasuk di Sekolah Tinggi Spetsnaz.
2. Kadyrov berjanji akan balas serangan drone Ukraina
Kadyrov berjanji akan membalas serangan drone yang mengakibatkan kebakaran hebat di atap gedung Sekolah Tinggi Spetsnaz.
"Mereka telah menggigit kami, maka kami akan menghancurkan mereka. Dalam beberapa waktu ke depan, kami semua akan melihat bagaimana pembalasan yang mereka tidak pernah bayangkan sebelumnya," tutur Kadyrov, dilansir Reuters.
Hingga kini, masih belum dapat dipastikan berasal dari mana serangan drone tersebut. Namun, terdapat dugaan kuat bahwa serangan ini bukan berasal dari Ukraina, melainkan dari wilayah tetangganya, Dagestan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Kadyrov terlibat perselisihan dengan Gubernur Republik Dagestan Bekhan Barakhoyev dan Gubernur Ingushetia, Rizvan Kurbanov. Ia mengklaim kedua pemimpin itu sudah merencanakan pembunuhan kepadanya.
3. Sebut Kadyrov berusaha mencegah serangan drone di Chechnya

Mantan Juru Bicara Batalion Chechnya Sheikh Mansur, Islam Belokiev, yang kini berperang di sisi Ukraina, mengungkapkan bahwa pernyataan Kadyrov terkait korban tewas serangan drone adalah warga Ukraina merupakan kabar bohong.
"Tidak ada tawanan perang Ukraina yang dibawa ke Chechnya. Mereka dibawa ke area lainnya dan Kadyrov terkadang datang ke sana untuk mendokumentasikannya. Kadang mereka dapat dibawa ke Chechnya untuk pembuatan video dan dikembalikan," tuturnya, dikutip Ukrainska Pravda.
Ia menambahkan, pernyataan Kadyrov hanya untuk menakuti Ukraina dengan mempublikasikan soal tawanan perang Ukraina. Ia mengklaim Kadyrov hanya ingin mengamankan fasilitas pentingnya dari ancaman serangan drone Ukraina.