Ukraina Serukan Pertemuan Darurat PBB untuk Lawan Rencana Nuklir Putin

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Ukraina menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB (DK PBB), menyusul rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus.
Kementerian juga meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan tegas mencegah penggunaan senjata nuklir oleh Moskow.
"Rusia sekali lagi menegaskan ketidakmampuan kronisnya untuk menjadi penjaga senjata nuklir yang bertanggung jawab sebagai alat pencegahan perang, bukan sebagai alat ancaman dan intimidasi," bunyi pernyataan Kementerian pada Minggu (26/3/2023).
"Dunia harus bersatu melawan seseorang yang membahayakan masa depan peradaban manusia," sambungnya, dikutip Associated Press.
1. Rencana Rusia tempatkan senjata nuklir taktis di Belarus
Rencana Rusia untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus diumumkan Putin pada Sabtu (25/3/2023). Senjata itu disebut bakal digunakan untuk perang di Ukraina karena memiliki jangkauan pendek.
Pada kesempatan yang sama, Putin mengatakan langkahnya dilakukan sebagai tanggapan atas meningkatnya dukungan militer Barat untuk Ukraina, termasuk keputusan Inggris pada pekan lalu untuk memberi Kiev peluru penembus baja yang mengandung uranium.
Putin bersikeras bahwa langkahnya tidak akan melanggar janji non-proliferasi nuklir. Sebab, ia berdalih langkahnya meniru Amerika Serikat (AS) yang menempatkan senjata nuklirnya di negara-negara sekutu Barat, yakni Belgia, Jerman, Italia, Belanda dan Turki.
"Kami melakukan apa yang telah mereka lakukan selama beberapa dekade, menempatkan mereka di negara sekutu tertentu, menyiapkan platform peluncuran dan melatih awak mereka," ungkap Putin.
2. NATO kritik rencana penempatan nuklir Rusia

Pada Minggu (26/3/2023), NATO mengkritik langkah Putin dan menyebutnya sebagai rektorika nuklir yang berbahaya. Aliansi militer Barat itu mengatakan, janji non-proliferasi Putin dan uraiannya terkait penyebaran senjata AS di luar negeri jauh dari sasaran.
"Rujukan Rusia mengenai pembagian nuklir NATO benar-benar menyesatkan. Sekutu NATO bertindak dengan penuh rasa hormat terhadap komitmen internasional mereka," kata juru bicara NATO, Oana Lungescu.
"Rusia telah secara konsisten melanggar komitmen kontrol senjatanya," sambung Lungescu, dikutip Reuters.
Pernyataan senada juga dilontarkan Kementerian Luar Negeri Jerman. Pihaknya mengatakan, perbandingan yang ditarik oleh Putin terkait partisipasi nuklir NATO tidak dapat digunakan untuk membenarkan kebijakan Rusia.
3. Belum ada indikasi Rusia bakal menggunakan senjata nuklirnya
Menanggapi rencana Rusia, AS mengatakan bahwa pihaknya sejauh ini belum melihat indikasi negara itu sedang bersiap menggunakan senjata nuklirnya. Meski begitu, pihaknya terus memantau implikasi yang terjadi dari pengumuman Putin tersebut.
"Kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir strategis kami sendiri atau indikasi apa pun bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, dikutip CNN.
Washington juga telah menjelaskan kepada Putin bahwa akan ada konsekuensi untuk setiap penggunaan senjata nuklir di Ukraina, meskipun hanya perangkat taktis dengan hasil dan jangkauan yang rendah.