Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Tuding Eks Presiden Poroshenko atas Pengkhianatan

Eks Presiden Ukraina, Petro Poroshenko (twitter.com/Hromadske)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Ukraina pada Senin (20/12/2021) resmi membuka investigasi kepada eks Presiden Petro Poroshenko yang diduga berkhianat kepada negara. Pasalnya, mentan presiden itu diduga telah bersekongkol dan ikut mendanai kelompok separatis di Donbass. 

Sejak awal tahun ini, pemimpin oposisi Ukraina, Viktor Medvedchuk juga sudah menjadi tahanan rumah atas tuduhan berkhianat pada negara. Bahkan, sejumlah media dan televisi milik pejabat oposisi juga ikut diblokir pemerintah setempat. 

1. Poroshenko diduga membeli batu bara dari kelompok separatis Donbass

Biro Investigasi Negara Ukraina (SBI) telah menuding Poroshenko mengkhianati negara dan justru mendukung aksi kelompok separatis pro Rusia di Donbass. Hal itu membuat kelompok yang dimasukkan dalam organisasi teroris itu mampu menguasai wilayah Donetsk dan Luhansk. 

Dikutip dari RFE/RL, pihak SBI menduga selama kepemimpinan Poroshenko di Ukraina, ia sudah membantu kelompok separatis untuk menjual batu bara ke Kyiv di tahun 2014-2015. Tak tanggung-tanggung, nilai penjualan batu bara itu mencapai 1,5 miliar hrvynia atau Rp768 miliar.  

Atas tudingan pengkhianatan kepada negara, maka politisi berusia 56 tahun yang kini menjadi anggota parlemen itu bisa mendapat hukuman maksimum hingga 15 tahun penjara. 

2. Poroshenko mengaku sedang berada di Polandia dan bertemu dengan pemimpin Eropa

Sehari setelah pengumuman SBI, Poroshenko mengungkapkan bila ia sedang berada di ibu kota Polandia, Warsawa untuk mendiskusikan terkait masalah dengan Rusia. Sementara itu, Poroshenko diketahui sudah meninggalkan negaranya sejak Jumat untuk bertolak ke Turki. 

Melalui channel Telegram-nya, Poroshenko mengumumkan bila ia sedang bertemu dengan pemimpin Eropa. Bahkan, ia juga mengatakan bila diskusi yang ia dan stafnya lakukan mengenai pembentukan koalisi untuk membantu Ukraina dalam melawan agresi Rusia.

Sementara itu, seorang politisi dari Partai Solidaritas Eropa bernama Alexander Turchinov mengungkapkan dua kelompok separatis di Donbass telah bersitegang dengan pemerintahan Poroshenko dan terjadi jalan buntu saat itu. 

"Situasi sangatlah sulit pada saat itu, terutama ketika Poroshenko harus memutuskan sebuah keputusan sulit. Pasalnya, kala itu konflik terus memanas dan di lain sisi, pemimpin harus memenuhi kebutuhan energi dalam negeri" ungkap Turchinov, dalam laman RT

3. Poroshenko berencana kembali ke Ukraina pada Januari

Mantan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko (twitter.com/Hromadske)

Dilaporkan dari Ukrinform, Petro Poroshenko mengatakan bila ia akan kembali ke Ukraina dalam perjalanan dinasnya pada awal Januari mendatang. 

"Saya ingin menekankan bahwa saya mendapat ucapan selamat dari Kantro Kepresidenan atas pengertiannya untuk tetap berada di Eropa. Saya ingin menekankan bahwa saya tidak akan memberikan hadiah dan akan kembali ke Ukraina pada awal Januari" ungkap Poroshenko dalam postingan di akun Facebook-nya.

Di samping itu, politisi berusia 56 tahun itu juga mengungkapkan bila tuduhan atas kasus pengkhianatan, pendanaan teroris dan dukungan kepada organisasi teroris telah melanggar batas. 

"Ini bukan lagi sebuah lelucon. Lelucon sudah selesai dan mereka akan menjawab ini semua, tapi nanti, karena sekarang seseorang harus lebih pintar. Sekarang, kita harus bersatu dan sekarang kita harus menyelamatkan Ukraina dan menghentikan agresi Rusia. Bersama-sama kita akan meraih kemenangan dan sampai bertemu di Ukraina" ujar Poroshenko. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us